Perlu diingatkan lagi hari ini supaya jangan konsentrasi pada makanan tubuh, meskipun untuk menghindari racun kita tetap perlu memperhatikan makanan tubuh. Di samping tubuh, manusia mempunyai jiwa. Jiwalah yang mengendalikan tubuh. Kalau jiwa jernih, kita dapat berkomunikasi dengan roh yang membuat tubuh kita menjadi bercahaya dan sehat. Karena itu, perhatikan nutrisi jiwa, sebab jiwa yang sehat menentukan kesehatan tubuh. SKK mempunyai pepatah “Corpus Sanum in Mentem Sanam” (Dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat). Jiwa secara dominan menentukan kesehatan diri secara umum, kesehatan relasi dengan orang lain dan Tuhan.
Nutrisi jiwa yang umum yang diajarkan oleh hampir semua agama adalah kebaikan. Orang Inggris bilang “compassion”, “love” sebagai sikap hidup yang harus lebih diutamakan. Cintailah dirimu, tubuhmu, dengan memberi makanan yang benar. Jangan memberi racun kepada tubuh. Cintailah jiwamu, jangan biarkan jiwa bersedih. Jangan biarkan marah, cemburu, membenci orang. Itu semua berpengaruh pada kesehatan.
Dengan cinta pula kita bisa membangun relasi dengan Tuhan supaya jiwa dan tubuh kita kuat. Karena itu, orang yang baik yang dibesarkan dalam keluarga yang baik, hidup dalam lingkungan yang baik, dan bersikap baik terhadap orang lain, biasanya jauh lebih sehat. Orang baik yang menghadapi persoalan, tidak kehilangan sukacita dan tidak tenggelam dalam kesedihan berkepanjangan. Kekuatan jiwa datang dari roh. Binalah relasi dengan roh agar mengalirkan kekuatan bagi jiwa.
Orang yang baik untuk diri sendiri, akan baik untuk orang lain, bahkan baik pula untuk alam. Umumnya orang baik untuk diri sendiri, tetapi belum tentu baik untuk orang lain. Tidak ada orang yang tidak mencintai dirinya. Kalaupun ada orang yang merasa kehilangan cinta diri, biasanya ia kehilangan cinta dari orang lain. Makanya putus asa. Namun, yang jarang diperhatikan orang adalah mencintai alam.
Indonesia bahkan seluruh dunia sedang mengalami alam yang sudah tidak bersahabat.
Alam kecewa terhadap manusia. Salah satu dari kekecewaan alam adalah musim yang tidak menentu. Padahal tiap musim diciptakan dengan tujuan masing-masing. Musim panas terjadi untuk membakar bumi supaya bumi subur ketika hujan turun. Ketika bumi kelebihan hujan, bumi menjadi asam. Maka manusia juga akan mengalami tubuh yang asam. Ketika hujan berlangsung non-stop selama sebulan, akan ada reaksi signifikan pada tubuh. Demikian halnya dengan panas yang tidak berhenti, akan ada perubahan pada tubuh. Itu terjadi karena kita kurang mencintai alam.
Sayur-sayuran yang hendak kita konsumsi banyak yang rusak karena kelebihan serangga. Seharusnya, jumlah serangga tidak berlebihan karena ada burung pemakan serangga. Namun, banyak burung telah punah. Karena itu, kita diundang untuk tidak hanya mencintai diri dengan memberi makanan yang benar tubuh, tetapi juga mencintai alam dengan mengurangi konsumsi yang berlebihan (silahkan simak video autophagy).
Selain itu, dalam membina jiwa, usahakan berbahasa yang baik dengan orang. Jangan sampai menggunakan bahasa yang menyakitkan. Ketika hati sudah sakit, dibutuhkan waktu dan kekuatan ekstra untuk pulih. Sebab, luka di hati agak susah untuk sembuh karena tidak seperti luka fisik yang dapat dilihat dan ada di suatu tempat, luka di hati bisa berpindah-pindah. Kekuatan placebo sebagai metode yang menyembuhkan dan sering kita ulas selama ini ada pada bahasa yang baik (silahkan lihat video opa tentang placebo). Kalau kita terus-terusan bicara negatif, maka kita menjadi “homo nocebo” (manusia yang takut dan cemas). Tetapi kalau kita melihat segala sesuatu positif, kita menjadi “homo placebo”. Untuk mendapatkan kekuatan positif itu, timbalah dari Atas. Orang yang mampu mengatasi masalah adalah orang yang menengadah ke atas karena hanya dari atas itulah kita mengatasi masalah. Makanya disebut “mengatasi”, karena kita menimba dari atas. Semakin kita melihat ke bawah, kita akan menemukan detail perbedaan yang makin tajam. Maka makin sulitlah kita mengatasi masalah.
Karena itu, agar usaha kita mendapatkan kekuatan, binalah relasi dengan Tuhan supaya kita tahu apa yang terbaik yang kita lakukan untuk sesama dan bumi. Jangan membayangkan surga Tuhan semata-mata sebagai suatu tempat. Surga adalah lokasi dan situasi. Ketika kita baik terhadap bumi maka kita mengalami surga di bumi. Ketika kita bersukacita, maka kita mengalami surga dalam suasana sukacita itu.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Comments
Post a Comment