Untuk yang baru, daftar makanan yang disebutkan untuk tiap-tiap orang adalah RACUN. Kalau mau menderita, silahkan konsumsi terus makanan itu. Di zoom ini ada bersama kita, anak Elis di Klaten. Sebelum mengikuti hidup sehat SKK, dia dan keluarganya menderita karena sakit. Dia keluar masuk rumah sakit menghabiskan biaya tetapi tidak sembuh-sembuh. Setelah mengikuti cara hidup SKK, dia terbebas dari penderitaan. Karena itu, buat semua yang baru, hindari makanan yang disebut RACUN itu.*
Ilmu pengetahuan saat ini sudah mulai mengarah pada penemuan makanan yang menyebabkan manusia sakit. Medis sudah mulai menuju pada suatu arah baru dari ilmu kesehatan, bahwa manusia sakit karena makanan. Disiplin baru ini sakit. SKK mendahului semua perkembangan baru ini dengan cara yang murah dan sederhana. Karena itu, setialah.
Namun yang perlu ditekankan, apa yang kita jalani ini tidak berarti tidak pernah sakit dan tidak menghentikan kematian. Tetapi kita mencegah mati secara bodoh, yakni kita tidak mati setelah menghabiskan uang di rumah sakit. Banyak manusia saat ini mati dengan cara bodoh semacam ini.
Opa dan timnya melayani semua orang bukan karena kurang kerjaan. Secara fisik dan manusiawi melelahkan. Semuanya itu dilakukan tanpa meminta imbalan apapun. Tetapi panggilan ini telah dijalani Opa untuk melayani orang sebisa mungkin. Ketika tidak bisa bertemu secara langsung, salah satu jawaban yang disediakan Tuhan adalah melalui teknologi zoom. Berbahagialah mereka yang berkesempatan mengikuti zoom. Namun, ketika orang yang telah diberikan kesempatan ikut zoom justru tidak mengikutinya dengan sungguh-sungguh, yang rugi adalah orang itu sendiri. Bukan Opa Anton dan timnya. Beliau mereka sudah menjalankan tugasnya sungguh hati.
Penyakit yang belum bisa dideteksi oleh nutrigenomics adalah penderitaan akibat masalah relasi. Banyak manusia yang menderita karena persoalan relasi sosial dengan orang lain. Misalnya, kehilangan relasi sukacita bersama orang lain. Semut, ketika berpapasan dengan yang lainnya, bersalaman. Manusia sekarang, ketika bertemu orang lain justru menghindar. Relasi-relasi seperti itu menimbulkan sakit. Karena itu, banyak orang kota mengalami kesepian di tengah keramaian. Di tiap-tiap kendaraan yang berhimpitan di jalan, penuh dengan manusia tetapi mengalami kesepian. Kalaupun ada beberapa orang di dalamnya, masing-masingnya sibuk dengan gadget. Tidak ada canda. Semua itu menimbulkan penyakit. Ketika secara sosial kita mengalami isolasi, kita mengalami kesepian, kecemasan, ketakutan yang bersifat psikologis.
Selain itu, jarang disadari banyak orang bahwa banyak penyakit disebabkan karena kita tidak menggubris relasi dengan Tuhan. Ketika mati baru orang membutuhkan Tuhan. Pada momen itu, semua orang menjadi pendoa dan menyadari Tuhan ada. Tetapi ketika sehat, orang jarang menyadari Tuhan ada. Kalaupun disadari ada, Tuhan tidak dibutuhkan.
Melalui SKK kita semua diajak bahwa kalau mau sehat, sehatlah secara fisik, sosial, psikologis, dan spiritual (bersandar pada Tuhan). Kalau kita membina sehat dengan semua komponen itu, kita adalah the “master of our own life”. Kita tidak lagi dikerjain orang. Ukuran sehat semacam ini mencegah kita takut dari segala hal, termasuk takut terhadap virus karena kita masih punya Tuhan. Karena itu, apapun agamamu, jangan main-main dengan pesan ini.
Orang yang sungguh percaya pada Tuhan, tidak memilah. Ajaran semua agama meminta kita membina relasi baik dengan alam. Islam menyebut rahmatan lil alamin, Hindu/Budha mengatakan harmonis dengan alam, Kristen meminta kuasailah bumi untuk mengenal dan memelihara alam. Beberapa orang Kristen memang telah menerjemahkan pesan “kuasailah bumi” untuk merusak alam. Tetapi maknanya bukan itu. Arti utamanya adalah kita mengenal alam dan membina relasi dengan alam seturut apa yang dikehendaki alam.
Beragama dijalankan untuk menghormati alam dan menghargai sesama. Perbedaan yang terjadi di antara manusia bukan untuk memilah tetapi menjadikan kita semua saudara. Itulah beragama yang benar, yakni mengajarkan orang untuk berakhlak mulia, baik untuk diri sendiri, orang lain, dan alam. Semua anggota SKK dengan kapasitas masing-masing, masuklah menjadi manusia yang berakhlak mulia. Guru yang berakhlak mulia, polisi yang berakhlak mulia, dan seterusnya.
Dengan daftar racun yang sudah kita miliki, kita tidak perlu laboratorium untuk tahu makanan apa yang tidak cocok. Tetapi menjaga makan tidak cukup. Jadilah manusia yang berakhlak mulia secara sosial, psikologis, dan spiritual.
TEAM BHSO KOCARKACIR
Comments
Post a Comment