Perubahan cuaca yang berlangsung sekarang ini seringkali memicu gejala tertentu pada tubuh. Reaksi tubuh terhadap perubahan cuaca adalah batuk, pilek, dan panas. Anggota SKK yang rajin minum air, makan daun pepaya, dan rajin autophagy, hanya sedikit yang mengalami gejala seperti itu. Namun yang lebih penting dalam situasi saat ini adalah anggota SKK tidak sebingung mereka yang mengandalkan kebenaran dari ilmu pengetahuan. Sebenarnya, kalau kita mengandalkan kemampuan menganalisis, kita tidak pernah sampai pada kebenaran., Penelitian secanggih apapun, selalu ada sisa masalah yang perlu diselesaikan melalui penelitian lain. Sejak abad ke-16, manusia mengandalkan rasio untukmengatasi masalah kesehatan tetapi hingga saat ini masih banyak hal yang belum bisa dijawab.
Tidak pernah ada dalam sejarah pandemi orang divaksin 2X seperti yang terjadi dalam kasus Covid saat ini. Namun dalam perjalanannya, vaksin ini dilakukan 2 kali, plus booster. Pilihan itu dilakukan karena dunia medis yang rasional pada dasarnya bingung, apakah sekali vaksin cukup atau dua kali. Apakah booster nanti akan cukup menghadapi covid. Bingung! Terlepas dari ada isu lain (bisnis/politik) yang memboncengi kebijakan vaksin double ini, peristiwa ini menggambarkan bahwa tidak ada kepastian ketika kita mengandalkan ilmu. Dalam injil orang Kristen, sikap hidup yang mengandalkan kepastian duniawi diumpakan seperti orang yang membangun rumah di atas pasir. Ketika hujan badai datang maka ambruklah rumah itu. Bersyukurlah anggota SKK membangun rumah di atas cadas. Tidak goyah menghadapi simpang siur isu Covid. Walaupun mengikuti kerumitan aturan negara, anggota SKK tetap tidak goyah. Banyak anggota SKK yang tidak takut Covid. Barangkali kalau tidak diwajibkan vaksin, banyak anggota SKK yang tidak akan memilih vaksin. Tetapi karena kita hidup dalam negara, kita ikuti kewajiban ini.
Jadi sekarang ini, ketika reaksi tubuh terhadap perubahan cuaca ditest di laboratorium, alat itu hanya akan memberikan indikasi Covid baru atau tidak. Alat tidak akan memberikan jawaban bahwa gejala yang kita alami adalah reaksi tubuh akibat perubahan cuaca. Hasilnya hanya A atau B. Alat yang hanya mengukur seperti itu barangkali benar menurut kemampuan otak manusia, tetapi tidak benar menurut tubuh manusia. Pada dasarnya tubuh manusia sangat canggih. Misalnya, bagaimana kita makan makanan yang sama tetapi reaksinya pada tubuh berbeda-beda. Ada yang menyehatkan, tetapi ada yang justru mendatangkan sakit. Contoh, duren bagi orang tertentu dapat memicu jantung, diabetes, darah tinggi atau maag. Tetapi bagi orang lain justru menyehatkan. Perbedaan ini terjadi karena tubuh manusia dirancang secara berbeda-beda sehingga mempunyai sensitivitas yang berbeda terhadap makanan. Anggota SKK bersungguh-sungguhlah. Yang beruntung adalah anda sendiri.
Terakhir yang mau disampaikan adalah jangan takut mati. Sampai hari ini, dokter yang mengumumkan bahwa omicron bisa menyebabkan kematian, pada akhirnya mereka sendiri tetap mati juga. Ada pula yang mengklaim bahwa suatu saat manusia tidak mati karena ditopang artificial intelligence. Tetapi kalau manusia tidak mati, sampai sejauh mana bumi bisa menopang pertambahan jumlah penduduk dunia. Karena itu, tidak mungkin manusia tidak mati. SKK harus tetap menerima kematian, bukan karena penyakit tetapi karena waktunya memang meninggal. Tesis bahwa kita mati karena penyakit, dibantah oleh cerita covid itu sendiri. Menurut ilmu, mereka yang mati adalah penderita komorbid. Tetapi seperti kita saksikan di SKK mereka yang masuk kategori komorbid itu justru aman-aman saja. Bahkan mereka tidak kena covid. Harusnya, merekalah yang paling banyak yang mati.
Mari kita mengembalikan dunia medis ke tujuan sesungguhnya untuk membawa sukacita bagi dunia. Kita minta mereka yang jadi dokter, seperti dr. Wahyu,dr. Eny, dr. Erlyn, jangan lupa sisipkan kasih dalam melayani orang sakit. Hidupkan lagi placebo karena awalnya placebo terbukti menyembuhkan banyak penyakit. SKK selama ini telah menunjukkan cara hidup placebo. Hanya bercanda, bersukacita, maka sakitnya sembuh. Disitulah Tuhan hadir. Di hadapan Tuhan, tidak ada impossible, tetapi I’m possible. Kita semua diundang untuk mendukung orang lain untuk menjadi I’mpossible.
NB;
Bacalah dengan sungguh2 pesan ini sebagai refleksi kehidupan kita sehingga dapat menguatkan iman didalam menjalankan hidup di tahun rahmat.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Comments
Post a Comment