Pada zaman ini muncul berbagai macam organisasi. Berdasarkan profesi , berdasarkan wilayah, berdasarkan hobi dan lain sebagainya. Organisasi itu dibentuk karena manusia tidak dapat menyelesaikan masalah dengan bekerja sendiri-sendiri , baik dalam arti perorangan maupun sendiri dalam arti organisasi kecil saja.
Ketiga bacaan hari ini menggambarkan Allah yang hadir ke tengah dunia untuk memberi contoh tindakan bersama yang seharusnya terjadi pada manusia. Landasan yuridis tindakan yang di harapkan Allah adalah kitab suci. Dengan menyadari posisi masing-masing satu terhadap yang lain dan posisi secara bersama terhadap Allah maka tugas manusia menjadi mudah. Semua manusia berkiblat pada Sabda Allah, berkiblat pada roh yang berdiam dalam diri manusia dan mengikuti cara Yesus dalam mengendalikan hidup sosial. Dengan kata lain manusia secara bersama mendengarkan perintah Allah dengan sungguh-sungguh, kemudian melakukannya dengan sungguh-sungguh pula sesuai Karunia masing-masing tanpa mengevaluasi orang lain karena roh Allah sendiri yang akan menilainya.
Itulah yang diwartakan melalui ketiga bacaan diatas. Itulah cita-cita Allah. Yang diharapkan adalah cita-cita Allah itu juga menjadi cita-cita manusia terutama cita-cita orang beriman. Banyak orang yang hanya mempunyai Daftar cita-cita hidup. Di Gereja banyak doa yang berisi proposal cita-cita yang biasanya dimulai dengan kata "semoga atau kiranya" supaya Tuhan yang memenuhi. Dalam hidup sehari-hari juga sama: banyak cita-cita, orang lain yang diharapkan menjadi alat untuk memenuhi harapannya.
Melalui bacaan di atas manusia umumnya dan orang beriman khususnya diingatkan dan disegarkan kembali untuk menjadikan Allah dengan rohNya sebagai landasan bertindak dalam mewujudkan cita-cita. Kemudian manusia diingatkan untuk melihat bahwa yang penting itu bukan manusia, melainkan Allah sendiri. Artinya rumusan Allah dan cara bertindak menurut hukum Allah itu yang penting dan menjadi dasar dalam bertindak untuk menggapai cita-cita.
Cita-cita manusia tidak banyak yang tercapai karena manusia belum menggunakan Allah sebagai sumber merumuskan cita-cita kehidupan. Manusia menganggap dirinya sendiri sebagai sumber yang merumuskan cita-cita kehidupan. Selain itu manusia enggan dipimpin oleh roh yang dapat menyatukan semua manusia dengan karunia yang berbeda-beda. Melalui bacaan hari ini manusia umumnya dan umat beriman diingatkan untuk menjadikan Allah sebagai modal hidup bersama mulai dari merumuskan cita-cita hingga mewujudkannya.
Bacaan bacaan diatas mengajak manusia untuk memulai mewujudkan cita-cita yakni memulai dari diri sendiri. Pandanglah tubuh sendiri sebagai representasi organisasi apik dengan kompleksitasnya sebagai buatan Allah sendiri. Tubuh itu bekerja bukan karena dipimpin otak (selama ini salah dikira). Tubuh manusia dalam mengatur seluruh tindakan organisasinya itu dipimpin oleh roh yang berbicara melalui jiwa. Tanpa jiwa tubuh akan membusuk berantakan. Supaya roh itu terdengar, besarkanlah jiwa dengan nutrisi jiwa : yakni kasih. Roh di dalam tubuh juga akan menjadi penuntun dalam mewujudkan cita-cita pribadi pun cita-cita bersama.
Ketika mempunyai cita-cita dalam hidup rumuskanlah cita-cita itu bersama roh. Kemudian wujudkanlah diam-diam bersama roh. Tidak perlu membuang-buang tenaga untuk berkoar-koar tentang cita-cita apalagi berbicara dari mimbar kekuasaan. Tunjukkanlah hasilnya. Percayalah banyak yang akan mengikuti. Karena manusia memang dapat belajar dari kata Tetapi lebih banyak belajar dari hasil tindakan yang bisa dilihat didengar dikecap dan dicium. Ketika dalam proses mewujudkannya manusia mungkin mengalami kekurangan Secara manusiawi. Percayalah Allah akan menggenapinya.
Cuplikan dari buku Eksegese Orang Jalanan
karya Porat Antonius
Buku Jilid 2 Tahun Liturgi C
Comments
Post a Comment