Bacaan minggu ini berbicara tentang sukacita. Salah satu wajah Allah adalah sukacita. Wajah dunia, wajah manusia, adalah kesedihan, kesengsaraan dan airmata. Ini diambil dari bacaan pertama. Bacaan kedua, Paulus mengalami sukacita Allah. Paulus berdoa dalam Sukacita. Ketiga bacaan minggu ini mewartakan paket sukacita dan paket kebenaran. Kedua paket itu dianugerahkan kepada manusia. Allah sendiri yang menyediakannya dan menganugerahkannya kepada manusia. Manusia tinggal mengakses, menerima dan menggunakannya untuk kehidupan.
Dari ketiga bacaan ditawarkan kiat agar manusia umumnya dan umat beriman khususnya mengalami sukacita dan kebenaran Allah dalam hidup kini dan di sini. Pertama, Manusia siap dan rela dituntun oleh cahaya kemuliaan Allah, bukannya dituntun oleh cahaya pengalaman dan pengetahuan manusia sendiri. Untuk dapat mengalami tuntunan itu secara intensif manusia harus bertobat, rela dibaptis dengan air dan terutama dibaptis dengan roh. Yang kedua : Mintalah dukungan orang lain melalui doa seperti yang dilakukan oleh Paulus untuk umatnya di Filipi.
Bila manusia belum bersukacita dan belum benar, itu tanda bahwa manusia belum beriman kepada Allah. Karena belum beriman kepada Allah, sikap rela dituntun dengan mendengarkan Allah dengan tekun tidak mungkin terjadi dan dilakukan. Itu juga sebagai indikasi bahwa manusia lebih beriman pada pengalaman dan pengetahuannya sendiri. Inilah cikal bakal penderitaan dan kesengsaraan di tengah hiruk pikuknya kemajuan ilmu dan pengetahuan.
Allah sendiri menuntun manusia untuk menjadikan sikap mendengarkan Allah - kerelaan dituntunnya , merupakan sikap moral kehidupan tertinggi yang harus ada pada manusia. Hidup dalam kebenaran Ilahi itulah sukacita dan sukacita tertinggi pada manusia. Untuk meraihnya manusia mendengarkan Allah dengan sungguh-sungguh.
Hidup sesuai kebenaran Allah inilah yang harus diperjuangkan manusia terutama orang beriman. Hidup dan praktek hidup inilah yang menjadi ciri pembeda tak terbantahkan antara orang beriman dan yang belum atau tidak beriman.
Manusia umumnya dan orang beriman khususnya diajak agar mulai sekarang membiasakan diri untuk mendengarkan tuntunan Allah setiap saat. Tidak hanya untuk urusan yang rumit. Untuk urusan sekecil apapun seperti urusan membeli makanan di pasar atau membeli pakaian di toko cobalah mendengarkan tuntunan Allah. Allah setia setiap saat dan dalam setiap urusan. Coba dan akan tahu sendiri bahwa Allah sungguh Setia.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi C, Buku Jilid 1
_edian_
Comments
Post a Comment