Dunia mengenal dan sangat biasa dengan penguasa dan cara mereka menjalankan kekuasaannya. Misalnya penguasa politik. Begitu juga dengan para ahli seperti dokter, Pastor, pendeta, alim ulama, ahli biologi, juga diterima sebagai raja di bidang kesehatan, agama dan biologi. Tanpa disadari pula bahwa dunia mendengarkan putusan mereka dan melakukan apa yang diputuskan karena mereka merupakan sumber dan simbol kebenaran dunia.
Bacaan kitab suci hari Minggu ini sebenarnya mengingatkan manusia akan status atau posisi Yesus atas dunia , termasuk atas manusia. Yesus menjalankan kekuasaanNya dengan kasih dan setia menunjukkan kasihNya dalam semua situasi dunia. Dia datang ke dunia karena dunia juga di bawah kekuasaanNya. Yesus sudah datang dan terus datang ke dunia. KedatanganNya tidak untuk menghapus kekuasaan dunia dan menggantikan raja dunia dengan diriNya sendiri. Yesus datang untuk membuka kesempatan bagi dunia mengalami kerajaan kasihNya dan menjadikan manusia sebagai imam-imam Bapa Nya, seperti yesus sendiri sebagai Imam Agung.
Yesus juga datang memperkenalkan cara kasih dalam menjalankan kekuasaan. Yesus memberikan contoh kasih yang tertinggi itu dengan berkurban. DarahNya sendiri digunakan untuk membebaskan orang lain, bukan mengorbankan darah orang lain demi kekuasaan atau darah orang lain ditumpahkan untuk membebaskan kroni-kroni. Demikianlah satu dari antara begitu banyak tujuan Yesus sebagai raja alam semesta ke dunia.
Sayangnya manusia tidak mengenalNya dan menolak kehadiranNya. Bagi penguasa dunia kehadiranNya merupakan ancaman bagi yang sudah terlanjur merasa tinggi di dunia. Dialog antara Pilatus dengan Yesus membuka wawasan Pilatus lebih jauh dalam mengenal Yesus. Pilatus akhirnya tahu bahwa Yesus menjadi raja karena Allah dan dari Allah.
Bagi orang beriman tindakan apakah yang harus dilakukan agar semakin mengenal dan mengalami kasih Yesus sebagai raja alam semesta? Tindakan apakah yang dilakukan agar dunia mengenal Yesus dan menerima Yesus sebagai raja alam semesta dan menerima kebenaranNya?
Yang terutama bagi orang beriman adalah mendengarkan suaraNya. Pertama, Orang beriman diutus untuk terus bertindak meningkatkan mutu diri sendiri agar mengenal Yesus sebagai raja alam semesta dengan kebenaranNya, mendengarkan suaraNya dan mengalami kasihNya. Kedua , setiap orang beriman diutus untuk memperkenalkan Yesus sebagai raja dan menunjukkan kebenaran sebagai kepada dunia yang belum mengenalNya atau belum menerimaNya sebagai raja alam semesta. Dalam menjalankan tugas perutusan ini orang beriman dapat saja merumuskan kebenaran tentang Yesus sebagai raja alam semesta dengan cara sebenar-benarnya dan sedetail-detailnya. Setelah mengenal kebenaran tentang Yesus sebagai raja alam semesta, orang beriman juga diutus untuk menjelaskannya ke dunia luas dengan dukungan argumentasi logis. Cara ini penting tetapi tidak lebih dari sekedar kebutuhan brain game. Biasanya akan dilawan dengan cara logis yang sama dan banyak orang beriman yang kalah dalam pertandingan ini.
Yesus menunjukkan kebenaranNya Via caritatis. Yesus menunjukkan kekuasaanNya dengan mengunjungi orang berdosa, mendengarkan mereka, menyembuhkan orang sakit dan memberi makan kepada yang lapar. Ketika ditangkap karena menunjukkan kasih, Yesus tidak mengelak, Yesus menghadapi semua dengan Kasih tanpa mengerahkan hamba-hambaNya untuk membelaNya di hadapan pengadilan dan di hadapan tuduhan palsu. Yesus setia dengan kasihNya dan setia menunjukkan diriNya sebagai Raja Kasih.
Yang pertama dilakukan orang beriman adalah setia mendengarkan suaraNya termasuk mendengarkan suaraNya dalam merumuskan kebenaran tentang Yesus , tentang sabdaNya tentang dunia dan tentang cara menguasai dunia sesuai kehendak Allah sebagai asal-muasal kebenaran. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan Setia mendengarkan suaraNya - baik yang sudah terekam dalam kitab suci maupun yang terus diperdengarkanNya- banyak masalah yang dapat diatasi. Contohnya banyak orang bebas dari penyakit diabetes dan bebas dari ketergantungan obat seumur hidup hanya dengan melakukan saja yang Yesus katakan setiap saat atau menjalankan perintah yang sudah terekam dalam kitab suci. Setia mendengarkan suara Yesus merupakan salah satu bentuk kasih. Dari sini Jelas pula bahwa bila ada orang beriman yang hanya mengandalkan suara ahli daripada suara Yesus sebenarnya secara sederhana menggambarkan posisinya terhadap kebenaran dan posisinya terhadap dunia dan Allah. Yang setia mendengarkan suara Yesus dan dapat mendengarkan suara Yesus mempunyai mutu iman yang lebih tinggi daripada yang tidak setia dan tidak dapat mendengarkanNya. Dengan ini diharapkan menjadi tidak gegabah mengakui diri sebagai orang beriman.
Setelah Setia mendengarkanNya langkah selanjutnya adalah keterlibatan dalam hidup bersama orang yang belum mengenalNya atau yang menolakNya. Ketika bersama dunia, orang beriman setia dengan kasih dan kebenaran kasih. Orang beriman Setia hadir sebagai risk taker: dikucilkan, dicemooh, difitnah dan sebagainya tanpa sedikitpun berpaling dari kasih seperti : Jujur, sabar, pengampun, tidak sombong, rajin, murah hati dan sebagainya. Dunia secara perlahan-lahan akan mengenal kasih dan mengalami kasih yang berasal dari Yesus Sumber Kasih dan kebenaran. Yesus datang ke dunia agar kasih itu menjadi raja dalam kehidupan bersama. Kasih itu memberikan makanan yang benar untuk tubuh dan jiwa. Demikian juga ketika bersama orang lain : kasih adalah rajanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, sekedar contoh, kasih menyatukan dua orang asing dalam satu rumah tangga, Bahkan dalam satu tempat tidur yang sama. Suami istri. Kasih itu yang berkuasa atas keasingan satu sama lain. Ketika suami istri hidup tanpa kasih atau kasihNya luntur maka jelas keasingan justru menguasai diri dan tempat tidur menjadi tempat hidup yang membawa perselisihan atau maut. Ketika kasih semakin luntur, keasingan satu dengan yang lain semakin menjadi-jadi dan akhirnya lari meninggalkan tempat tidur dan rumah. Dalam pelarian, Jangan berpikir akan aman karena pelarian itu sama dengan lari dari kasih dan lari dari Yesus yang mengalahkan maut dengan kasih. Dengan demikian datanglah pada Yesus , dengarkanlah Yesus, karena Yesus adalah kebenaran dan sumber kebenaran untuk mengalahkan maut dengan kasih. Bila Yesus mengatakan : Peluklah dia dengan erat sambil minta maaf... Maka lakukanlah itu, agar hal yang mengasingkan akan hilang Dan kasih yang menyatukan akan bersemi hingga berbunga lebih indah dari sebelumnya.
Demikian sebenarnya dalam semua urusan lain. Setiap manusia adalah raja dan rakyat sekaligus untuk sesamanya. Hanya kasih yang sungguh menyatukan semua manusia.Hidup damai dalam kerajaan kasih Allah dan menjadi imam bagi Allah, menjadi pelayan kasih bagi sesama. Ini semua akan terjadi bila Setia mendengarkan suara Yesus sebagai raja alam semesta dan menjalankan kekuasaanNya dengan kasih.
Demikian juga dengan kebenaran, kebenaran merupakan buah kasih. Veritas per caritatem. Disini hendak diingatkan bahwa yang menjadi urusan utama orang beriman adalah kasih , yang salah satunya ditunjukkan dalam kesetiaan mendengarkan Yesus setiap berhadapan dengan dunia. Dengan Setia mendengarkan Yesus, kebenaran akan mengalir karena Yesuslah asal-muasal kebenaran. Manusia akan beroleh kebenaran termasuk kebenaran untuk menaklukkan penguasa dunia yang merasa lebih berkuasa dari Allah.
Setialah mendengarkan suara Yesus, dan Setialah dalam peradaban dunia dengan kasih. Dunia cepat atau lambat akan menerima dan mengenal Yesus sebagai raja alam semesta dan dunia akan mengikuti Yesus dalam menjalankan kekuasaanNya di dunia yaitu dengan kasih. Dunia pun akan menerima orang beriman dan mengikuti orang beriman bahwa semua manusia berasal dari Allah, menerima Allah sebagai raja dan menjalankan kekuasaan secara surgawi , Yakni dengan kasih. Orang beriman lah utusan kasih Allah. Setialah mendengarkan suaraNya dan Setialah dalam kasih. Kebenaran akan mengalir , termasuk kebenaran untuk mengatur hidup kasih dalam rumah tangga sebagai wilayah Kerajaan Allah yang terkecil dan nyata bagi semua orang. Mulailah menjadikan kasih sebagai raja dalam hidup bersama di istana rumah masing-masing.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment