Pada tahun 2022, ada dua hal yang berbarengan. Pertama-tama, bagi yang setia, tahun 2022 adalah tahun rahmat. Berjaga-jagalah agar ketika rahmat itu datang, tidak sia-sia. Berjaga-jaga artinya adalah hidup dalam kasih. Karena itu, tancapkanlah semangat kita supaya kita setia dalam kasih. Kalau ada yang goyah, perbaikilah. Supaya ketika rahmat itu datang, kita tidak goyah.
Rahmat itu sama dengan menadah curahan air, kalau botolnya goyang, tidak banyak yang masuk. Untuk itu tegakkanlah hatimu, supaya tidak ada kegoyahan lagi dan terimalah rahmat itu. Seperti apa curahan rahmat, Tuhan yang tahu. Karena Dia yang tahu apa yang kita butuhkan. Tentu mereka yang sudah lama ikut SKK, tidak lagi berpikir rahmat kesembuhan tubuh tapi kesembuhan jiwa. utk itu Bertumbuhlah dalam kesucian.
Kedua, adalah dunia akan mengalami phsycological chaos. Dunia tidak tau mana yang benar. Beragama yang mengandalkan otak, bersifat ritualistik, akan goncang. Yang kuat adalah mereka yang hidup beriman. Tentu untuk hidup beriman, kita membutuhkan pengetahuan. Perluas pengetahuan dengan membaca kitab suci. Jadikan 5 menit setiap malam/hari membaca kitab suci. Baca kembali buku eksegese tiap hari minggu. Hari lainnya, ikuti kalender liturgi harian. Baca !! Tidak perlu mengerti apa maknanya. Kesetiaan dan keterbukaan kita akan sabda itulah yang membuat kita mengerti. usahakan Mengerti dalam iman, tidak memahami dengan otak. Tetapi melakukannya dalam hidup. Banyak yang mengerti dan menghafal kitab suci. Tapi gagap melakukannya dalam hidup sehari-hari.
Dunia ini makin terbuka dengan informasi tentang kebenaran. Mungkin kita masih ingat perdebatan efektivitas dari vaksin. Sebenarnya adanya boosting pada paramedis mau menunjukkan kekacauan ketidakepastian. Berseberangan dari dunia ini, anggota SKK sangat optimis yang merupakan tanda-tanda kosmik kedamaian ke dalam. Dunia di luar boleh riuh rendah, tetapi ke dalam kita adem/tenang. Akan ada diskusi yang tidak tahu ujungnya. Karena sekarang kebenaran tersingkap. Melalui medsos, banyak sekali dokumen yang dapat diakses untuk mengetahui yang benar. Maka terjadilah pertengkaran ttg yang benar. Anggota SKK sudah masuk ke dalam situasi yang menghantar kita untuk tetap damai dalam situasi yang tidak menentu secara intelektual.
Jangan takut !! Yang terjadi bukan perang fisik tetapi disagreement di antara para ahli, termasuk mereka yang ikut dalam kebenaran itu. Semuanya terbuka. Contoh, dulu hanya di antara orang Kristen saja yang mengenal konsep Trinitas. Sekarang, cerita itu juga dapat kita dengar dari saudara-saudara Muslim. Begitu juga posisi Yesus sebagai penebus, sekarang terbuka luas. Karena itu, hidup beragama yang hanya ritualistik saja akan goyah. Akan ada pertanyaan luas mengenai keberadaan Yesus sebagai Putra Allah atau nabi biasa saja. Tetapi untuk SKK tidak usah masuk dalam perdebatan itu. Lanjutkan saja dengan hidup beriman. Percaya pada Tuhan dan hidup dalam keutuhan beriman. Mulai dari percaya pada Tuhan dan praktekkan itu dalam hidup sebagai manusia dengan sesama dalam satu nada dasar yakni kasih. Hidup dalam kasih itulah yang membawa kita dalam kekuatan menghadapi kegoncangan.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan. DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung. RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...
Comments
Post a Comment