Bersyukur pada Allah karena Tuhan masih membuka kesempatan bagi kita untuk terus berkomunikasi dengan cara baru ketika dunia melarang kita bertatap muka. Kalau tergantung pada dunia, kita hampir sulit menemukan ketenangan hidup karena hampir tidak ada kepastian. Akan selalu ada isu baru yang menciptakan kepanikan. Apa yang dijalani bersama SKK merupakan simbol rahmat Allah yang masih menguasai dunia. Orang Kristen diajarkan bahwa pada akhir jaman, domba bisa merumput bersama serigala. Akhir jaman disini bukan berakhirnya dunia, tetapi hancurnya kekuasaan setan. Karena itu, kerja setan semakin digerogoti. Kebohongan dalam hidup terbongkar termasuk hidup beragama. Bersyukurlah, anggota SKK sudah mendahului orang lain mengalami indahnya hidup merumput bersama antara domba dan serigala.
Bagi yang baru ikut, ikutlah dengan sungguh hati. kalian harus tinggalkan kebenaran ilmu yang dipegang selama ini karena kebenaran itu bersifat sementara. Kebenaran dari ilmu pengetahuan bersifat hipotetik. Misalnya, teori big bang yg menceritakan sejarah pembentukan dunia. Apa yang dibahas disana adalah pengalaman tidak langsung manusia dengan metode inferensi dari fosil yang tersedia. Bagi kita, tidak perlu bukti seperti fosil atau artefak untuk mengetahui kebenaran karena pengalaman kasih Tuhan itu nyata. Dalam hidup masing-masing, kita mengalami hidup dalam cinta. Sebenarnya, kita-lah yang merumput bersama. Di antara kita tidak ada pemisahan. Kita benar-benar mengalami kasih.
Lalu, apa panggilan hidup kita? Kita harus menjadi pewarta sabda bahagia. Senyuman adalah sabda bahagia. Olok-olokan adalah sabda bahagia. Tidak perlu hafal ayat kitab suci untuk membuktikan kita bahagia. Senyuman adalah bentuk nyata pewarta sabda bahagia. Sabda bahagia juga bisa berupa olahraga. Makan bersama juga bahagia. Mari kita jadikan hidup sebagai cara mewartakan bahagia. Berikan kepastian kepada dunia bahwa kita bahagia bersama kasih Allah yang dirasakan dengan cara yang sederhana.
Diskusi
Dalam kaitannya dengan sabda bahagia, kita berhadapan dengan kebohongan yang disebut hoax. Banyak berita dan informasi hoax yang beredar. Berita semacam ini merugikan masyarakat karena menimbulkan perpecahan, menurunkan reputasi, tetapi menguntungkan pihak tertentu, mengaburkan fakta. Ingat! Penyebar hoax dapat dipidana. Karena itu, kita harus mencegah dan mengantisipasi hoax. Caranya antara lain, pertama-tama mengambil informasi dari media resmi. Kemudian, sadar dengan dampak dari suatu berita. Hindari mengirimkan artikel berantai. Hindari komplain yang tidak pada tempatnya. Terakhir, gunakan bahasa sebagai anugerah. Supaya bahasa yang dibagikan dengan sesama memulihkan hubungan dengan sesama, alam, dan Allah sendiri.
Dengan mencegah hoax kita mengembalikan bahasa sebagai anugerah. Hanya bahasa yang sungguh menyatukan manusia. Bahasa menyatukan manusia secara horizontal dan vertikal. Komunikasi kita dengan Tuhan lewat kata-kata. Juga Kesembuhan melalui kata-kata. Karena bahasa adalah anugerah, kalau setan menggunakan bahasa untuk membelokkannya dari anugerah. Salah satu pembelokan itu adalah hoax. Begitu juga dalam logika. Ada banyak orang yang tidak bisa membedakan mana logika yang benar dan salah. Bacalah buku logical fallacies, yang bisa menjadi panduan supaya kita tidak terjebak dalam logika yang salah.
Dalam situasi saat ini, banyak sekali informasi yang membentuk logika yang salah. Karena itu, sebagai anggota SKK, gunakan bahasa yang memproduksi kebahagiaan. Perjumpaan anggota SKK adalah perjumpaan sukacita. Tiap perjumpaan dimanapun mewakili kebahagiaan.
Melalui SKK, kita diajarkan mengenai cara sederhana mencintai Allah. Modus seperti itu tidak bisa dijelaskan secara medis. Namun ketika kita stop gosip, tertawa, dan seterusnya, hal-hal sederhana lainnya, justru berdampak besar. Ketika kita agak lambat mendapatkan rahmat tubuh, yang dimaui Tuhan adalah jiwa yang lebih baik.
Dunia menggiring manusia bukan pada pilihan yang membebaskan tetapi pada keterkungkungan. Pepatah bahasa latin bilang Respondeo ergo sum: saya bertanggung jawab maka saya ada. Manusia memang ada dalam penjara yang membuatnya tidak bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Dulu, penjara manusia adalah berupa institusi. Kemudian pasca renaissance, kita masuk pada penjara individualistik. Hingga kini, dunia terpenjara oleh perangkap individualisme.
Buku Bahasa sebagai Rumah Kita Bersama dimulai dari tesis bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tesis itu mau menggambarkan bahwa ada aspek sosial pada diri kita. Tetapi juga kita punya keunikan. Dua dimensi itu mau mengatakan bahwa manusia adalah komposisi yang unik sekaligus sosial. Tidak bisa dipisahkan keduanya. Sebagai pribadi yang unik, kita bertanggung jawab. Demikian halnya dalam relasi sosial. Ukuran tanggung jawab kita adalah berada dalam relasi konstan dengan Tuhan karena Tuhan adalah terang yang menuntun kita pada situasi dan tempat mana kita harus unik atau manusia sosial.
Contoh keunikan sekaligus watak sosial manusia dapat dipelajari dari sepak bola. Seorang pemain membina relasi dengan kelompok, pemain lain dan wasit juga membina relasi dengan tempat dia bermain.
Dari berbagai testimoni penyembuhan ada dua pelajaran. Pertama, sakit tidak menjadi alasan untuk tidak berbuat sesuatu. Sakit juga artinya adalah kematian pada apa yang kita pikirkan. Bangkitlah dengan cara baru supaya mengalami hidup yang sesungguhnya. Anggota SKK sudah banyak mengalami hal ini. Untuk yang baru, ikut saja dengan pasrah.
Kedua, ketika berdoa, jangan terlalu serius. Berdoa konyol pun didengar. Itu menunjukkan bahwa Allah sangat baik. Dia tidak perduli bagaimana dan apa yang engkau katakan. Dia hanya perduli dengan kesungguhan berelasi. Ketika jawabannya tidak diperoleh, masih bisa kontak Opa.
Gunakan doa untuk memilih sesuatu yang strategis. Misalnya, ketika memilih makanan untuk anak atau diri sendiri, berdoalah. “Tuhan, Engkau lebih dahulu menyediakan sayur untuk kami.” Nanti ada yang datang membawa sayur atau ikan, ya.. beli saja. Begitu juga kalau mau ke mall. Tanya Tuhan dari awal, sebelum ke mall apakah boleh beli ini dan itu. Doa sebagai individu tidak perlu basa basi.
Semua orang melihat sumpah dokter dengan alkitab di kepala semata-mata sebagai seremoni. Sebenarnya pengetahuan tentang Tuhan tidak sebanyak pengetahuan tentang dunia. Disekolah Pelajaran agama sedikit. Sementara pelajaran lain waktunya lebih banyak. Di rumah juga, kita jarang bicara tentang Tuhan. Pada ilmu hanya diajarin prinsip obyektif, bukan subyektif. Hanya tubuh yang menjadi obyek. Karena itu, tubuh itulah yang jadi percobaan.
NB;
Bacalah dengan sungguh2 pesan ini sebagai refleksi kehidupan kita shg dapat menguatkan iman didalam menghadapi situasi apa saja.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut. Sebagai warga neg...
Comments
Post a Comment