Skip to main content

Mengatasi Kebimbangan - BHSO Bali dan Cirebon - 30 Okt 2021

Pelayanan SKK sudah memasuki tahun ke-15. Tetapi masih banyak orang yang terombang-ambing. Banyak WA yang dikirimkan ke Opa Anton menggambarkan kebimbangan. Paling banyak adalah soal vaksin. Masih banyak yang tanya, boleh atau tidak vaksin.

Mengapa masih bimbang? Karena, orang itu belum jatuh cinta sungguh-sungguh pada SKK. Masih banyak orang yang jatuh cinta pada makanan. Semua anggota SKK seharusnya memahami bahwa racun dan sikap hidup bukan kuasa Opa Anton. maka Perintah autophagy, stop marah-marah, obat berupa berbagai jenis vitamin, semuanya diberikan dari Atas. Untuk bisa keluar dari kebimbangan, satu panggilan baru hidup kita adalah jatuh cinta pada kebaikan. Tunjukan cinta itu melalui kebaikan dan ketegaran hati. Jangan terjebak dengan isu kematian. karena Kematian tidak ditentukan oleh siapapun, oleh apapun, apalagi oleh virus. Tetapi oleh Tuhan sendiri. Isu yang berkembang saat ini adalah orang mati karena virus. Padahal orang mati tiap hari. Orang mati dengan sakit jantung, tidak jadi isu. Mestinya dalam logika medis, mereka yang lemah seperti banyak anggota SKK, itulah yang sakit dan mati. Tetapi kenyataannya tidak. Ada orang yang sehat, tetapi justru itu yang mati. Mereka yang menjaga dirinya dengan ketat, justru terserang covid dan akhirnya mati. Itu menunjukkan mati bisa terjadi kapan saja. Bukan kuasa manusia.

Tegarlah. Tunjukkan bahwa Tuhan bersama kita. Karena dunia sedang menghilangkan campur tangan Tuhan di dunia ini. Ilmu mau menghapus Tuhan. Jiwa dihapus dari dokumen ilmiah. Tegar, bukan untuk kepentingan Tuhan, tapi untuk kepentingan kita.

Meskipun orang tidak mengenal kebaikan kita, tetapi Tuhan akan mencatatnya dengan baik. Lebih baik tidak dikenal di dunia ini daripada tidak dikenal di akhirat. Karena itu, tidak usah bimbang, apalagi takut mati. Yang takut mati, akan mati sebelum putus napas. Kemana-mana serba takut. Akhirnya sebelum mati, sudah kehilangan kesempatan untuk hidup.

Pelayanan SKK ini membawa kita supaya tidak menjadi hamba medis, hamba ilmu. Ilmu tetap penting. Tetapi melalui SKK ini kita mengikuti upaya Tuhan menuntun kita membawa ilmu secara benar. Ilmu sehebat apapun tidak mencegah mati. Di SKK kita diarahkan untuk tidak setengah mati, saat hidup maupun setelah mati. Karena itu, autophagy. Supaya kita meninggalkan apa-apa setelah mati. Banyak orang tidak meninggalkan apa-apa karena harta habis untuk biaya sakit. Kuburannya dilupakan turunannya karena tidak ada yang dikenang.

Diskusi
Ada dua macam penyakit. Pertama, adalah karena alam. Misalnya, salah makan dan salah berelasi dengan alam dan salah berelasi dengan Allah. Kedua, sakit yang diberikan supaya tubuhnya dilemahkan dan menemukan Tuhan melalui cara itu. Misalnya, testimoni dari dr. bonita. Dari kecil dia sebetulnya sudah bisa mendengar suara Allah. Bahkan, sebelum makan sudah ada keraguan tidak boleh makan ini dan itu. Setelah sakit pun, diberitahu ada obatnya. Sakit yang dialami dr Bonita adalah sakit yang dipersiapkan sejak kecil. Sayangnya, dr. Bonita hidup di antara orang berilmu sehingga otaknya dipakai secara ilmu. Sebenarnya, tubuh dr. Bonita memberontak terhadap perlakuan yang keliru.

Kenapa ilmu selalu datang terlambat dan kenapa Tuhan memberikan ilmu. Ilmu hanya menginformasikan yang sudah ada. Misalnya, rekayasa genetika bukan baru, tetapi memakai gen yang sudah ada. Manusia tidak pernah bisa membuat gen. Tidak pernah bisa mendeteksi getaran jiwa di otak terhadap apa yang akan terjadi. Ilmu hanya bicara paling banyak tentang masa lalu atau saat ini. Ilmu belum bisa bicara masa depan.

Ilmu juga tidak selalu benar. Misalnya, ketika Opa bicara seharusnya tumpukan darahnya ada di otak kiri sesuai teori otak. Tetapi yang terjadi adalah di sebelah kanan. Karena, yang disampaikan Opa bukan dari dunia ini.

Selain itu, ilmu memperlakukan tubuh sebagai obyek yang tidak berjiwa. kalau Nutrigenomics yang dikemukakan belakangan ini terkait makanan yang tidak boleh untuk tubuh, hanya berlaku untuk tubuh. Tubuh diperiksa sebagai obyek, bukan jiwa. Sementara jiwa discan dari atas. Tidak bisa diukur dengan alat dunia. Jiwa adalah obyek surgawi, bukan dari dunia ini.

Karena itu, ketika sakit maka sebagai orang beriman harusnya berdoa. Nanti akan diberitahu obatnya apa. Tuhan sudah sangat baik memberi tahu. Selain racun tubuh, yang utama adalah racun jiwa. Misalnya, ada orang yang sakit kepala tidak pernah sembuh, karena membenci atau marah. obatnya  Minta ampun pada orang yang kamu benci/marahi.

Tunjukkan bahwa jiwa adalah cinta Tuhan. Minimal dengan senyuman ke banyak orang. Banyak orang menyebut Opa Anton penyembuh. Opa tidak pernah merasa sebagai penyembuh dan tidak akan pernah menjadi penyembuh. Selama BHS yang menyembuhkan bukan Opa, tetapi Dari Atas. Sayang sekali orang yang menggunakan waktu BHS dengan menggunakan otaknya.

Himbauan tidak menggunakan otak, bukan berarti tidak boleh pakai otak. Yang dimaksud disini adalah membawa otak untuk mendengar Allah atau otak yang merupakan tahta jiwa. Selama ini ilmu telah berada di jalur yang tepat dengan mengatakan bahwa yang membedakan antara manusia dan makhluk lainnya adalah otak. Risetnya adalah membandingkan otak binatang dan manusia. Pada manusia ditemukan neocortex. Setelah ditemukan, manusia disebut berpikir dengan otak. Dunia menerima itu sebagai kebenaran final. Tetapi, apa yang disampaikan ilmu itu tidak cukup. Yang sesungguhnya yang berpikir adalah jiwa, yang berelasi dengan Tuhan, alam, sesama. makanya Orang yang bisa memecahkan masalah adalah orang yang bisa berelasi. Bukan orang yang pakai otak. karena Otak sesungguhnya hanya fisik yang menyediakan ruang bagi jiwa. Menggunakan otak berarti mengandalkan jiwa untuk berpikir.

NB;
Bacalah dgn sungguh2 pesan ini sebagai refleksi kehidupan kita shg dapat menguatkan iman didalam menghadapi situasi apa saja.

TEAM BHSO KOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...