Banyak orang yang sejak kecil mendengar kisah tentang dunia kiamat. Banyak versinya. Tetapi yang sama pada semua kisah itu adalah gambaran yang menakutkan. Bumi hancur, langit runtuh, manusia pontang-panting mencari keselamatan. Kitab suci juga berkisah tentang dunia kiamat. Kitab suci pun menyisipkan gambaran dunia kiamat yang menakutkan , sama seperti gambaran dunia. Tetapi gambaran kitab suci tentang dunia kiamat berbeda dalam satu hal yaitu : Keselamatan yang datang atas inisiatif Allah.
Bacaan-bacaan pada hari Minggu ini mengandung beberapa pesan sebagai bekal dalam kehidupan beriman. Pertama : Persepsi manusia tentang kiamat berbeda dengan persepsi Allah tentang kiamat. Persepsi manusia : kiamat itu menakutkan. Berbeda dengan Allah. dalam persepsi Allah kiamat yang sesungguhnya adalah kiamat jiwa. Itulah yang yang sangat dijaga dikawatirkan dan tidak diharapkan Allah. Artinya Allah tidak menghendaki manusia mengalami kehancuran, kelumpuhan dan kematian jiwa. Selain itu , versi Allah : pada akhir zaman itu adalah peristiwa penyelamatan. Yesus datang menyelamatkan dunia dan menyelamatkan manusia.
Kedua perbedaan antara orang beriman dan orang yang tidak beriman. Orang beriman tidak mengalami kelumpuhan, kehancuran, dan kematian jiwa karena malaikat datang melayani. Akan ada cahaya untuk orang beriman. Orang beriman tidak mengalami kiamat jiwa, karena kiamat jiwa sudah diambil Yesus untuk satu kali saja.
Ketiga Yesus tetap datang. Yesus datang untuk meneguhkan orang beriman dan membebaskan orang yang akan mengalami kiamat jiwa dan tersesat.
Keempat Yesus hadir untuk memberi contoh kebijaksanaan. Kebijaksanaan Yesus membuat dirinya tidak tersentuh dosa. Kebijakan Yesus berarti kekudusan. Dosa ditaklukan Yesus dengan kebijaksanaan sebagai Anak Manusia utusan Allah.
Kebijaksanaan itu mengutamakan orang lain, menganggap orang lain lebih penting. Jadi yang baik itu seperti Yesus. Yesus mengorbankan dirinya demi manusia. Itulah bijaksana. Jika orang beriman memiliki jiwa bersama Yesus orang beriman itu akan bijaksana, dan pasti akan selalu bebas dari kiamat. Bebas dari kiamat sehari-hari.
Contoh nyata dalam paguyuban SKK : Banyak yang sudah mengalami bebas dari kehancuran tubuh, kehancuran ekonomi dan sebagainya. Itu karena berjuang mempraktekkan kebijaksanaan. Bijaksana terhadap makan, mengonsumsi makanan. Hasilnya sehat dan hemat. Hal yang lain adalah : Misalnya ada saudara yang ingin dibebaskan dari rasa takut akan ganasnya kanker dan stroke , lalu hadir saudara lain yang bersedia membebaskan dari ketakutan akan penyakit-penyakit itu. Itu berarti saudara-saudara dalam paguyuban SKK sedang bertumbuh menjadi bijaksana.
Terang dalam bacaan di atas bahwa yang bijaksana seperti itu sudah terdaftar dalam kitab kehidupan. Yang terdaftar akan bebas dari kiamat. Bebas dari ketakutan. Orang beriman tidak sibuk dengan ada tidaknya dunia kiamat tetapi melakukan kebijaksanaan.
Tidak bijaksana dalam hidup merupakan akibat dari negative thinking. Berniat untuk berbuat baik menjadi hambatan karena berpikir apa komentar orang lain. Padahal satu saja sikap yang baik : membina ketulusan. Yang membina ketulusan mengabaikan penilaian orang lain tentang baik buruk dan benar salahnya. Bahwa yang dilakukan itu berbeda tidak sesuai dengan ukuran orang lain itu urusan orang lain. Kalau mau menyesuaikan dengan yang dikehendaki oleh semua orang, maka sudah pasti tidak berkesempatan melakukan kebaikan. Yang bagus itu berbuat saja dan berbuat dalam ketulusan.
Jadi jangan sampai tindakan kebaikan dihambat oleh Apa-pendapat-orang-lain. Terhadap satu hal akan muncul bermacam-macam pendapat. Tentang kebaikan misalnya, ada rupa-rupa pendapat tentang kebaikan sejak dari kebudayaan helenis sampai dengan kebudayaan modern. Lebih baik bertindak satu hal baik yang kecil, daripada sibuk berdiskusi atau mendengarkan pandangan apalagi yang rumit tentang kebaikan. Itulah bijaksana.
Berilah. Berbuatlah dengan tulus dan Terimalah juga dengan tulus. Pemberian yang tulus juga harus diterima dengan ketulusan. Tidak menerima pemberian yang tulus itu juga berdosa. Berdosa Karena orang beriman sudah menyakiti hati orang lain. Tetapi yang menerima dengan tulus atas pemberian yang tulus itulah kebajikan karena membuka ruang bagi orang lain bersukacita. Kita pun akhirnya juga bisa bersukacita karena melihat saudara yang bersukacita. Dengan demikian terciptalah suatu komunitas yang bersukacita. Selamat mencoba dan rasakan surga di bumi. The heaven on earth . It comes to happens on your hands
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment