Dunia saat ini, terkait Covid-19, sedang menebarkan ketakutan kepada kita semua. Misalnya, orang yang tidak memakai masker doble akan kena Covid. Orang menjadi cemas. Orang kemudian rame-rame mengenakan masker doble dimulutnya. Itu saja tidak cukup, orang harus juga menggunakan face shield. Hal yang sama juga dengan vaksin. Semua orang harus vaksin. Padahal kita tahu, banyak juga orang yang menggunakan masker, alat pelindung diri dan sudah ikut vaksin terkena Covid-19. Dunia mengandalkan pertahanan diri dari luar. Artinya dari dunia ini tidak ada kepastian. Ketidakpastian dapat membingungkan.
Ketika dunia mengandalkan pertahanan diri dari luar, kita tidak dihargai sebagai pribadi, sebagai individu, sebagai subyek yang otonom. Melainkan sebagai obyek. Manusia adalah obyek dari dunia ini.
Allah berbeda. Allah memperlakukan kita semua sebagai pribadi, sebagai subyek, sebagai individu. Allah menghormati kita sebagai agen yang dapat memutuskan sendiri apa yang harus kita lakukan. Ia mendampingi kita dari dalam.
Orang-orang SKK adalah agen. Agen yang membangun pertahanan dirinya dari dalam, bukan dari luar. Pertahanan diri yang paling mudah dilakukan oleh setiap orang SKK adalah membangun sukacita hidup, hidup dgn autophagy dan menghidari racun. "What you do and What you eat" Semua ini, kita dapat putuskan sendiri. Allah sudah menawarkannya, dan kita sudah memilih utk menerima tawaran Allah itu. Oleh karena itu, kita tidak usah kuatir dengan Covid.
Biasanya orang SKK yang kena Covid-19 adalah mereka yang kurang atau tidak taat pada tawaran tersebut.
Opa Anton berpesan supaya kita semua anggota SKK untuk menebarkan kata-kata yang penuh harapan, kata-kata penuh hiburan kepada dunia ini. Jadikan kata-kata yang kita gunakan sebagai berkat bagi hidup banyak orang.
Dari sharing dr. Erlin
Sukacita adalah hasil dari belajar. Saya belajar untuk menjadi sukacita dalam penderitaan selama satu tahun. Pada mulanya saya merasa aneh. Sukacita? Saya menderita disuruh sukacita. Tapi saya menerima saja perintah itu dan saya terus belajar untuk bersukacita selama satu tahun. Saya berdoa kepada Tuhan supaya saya dapat bersukacita. Setelah satu tahun berlalu saya dapat bersukacita dan sungguh ajaib sukacita telah menyembuh tubuh sy yg menderita dan sampai kini saya masih bertahan.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Bacalah dgn sepenuh hati pesan2 ini sebagai bahan reflesksi hidup shg dapat menguatkan iman dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan. DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung. RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...
Comments
Post a Comment