Oleh Porat Antonius
Sebenarnya situasi dunia sekarang adalah gambaran bahwa kita membangun rumah di atas pasir. Banyak orang takut, huru hara. Situasi seperti itu adalah gambaran kita membangun rumah di atas pasir. Tidak ada kepasatian. Selama ini kalau sakit kita gonta ganti dokter, ganti obat. Semua itu adalah ciri kita tidak punya kepasatian.
Untuk anggota SKK coba ikuti sungguh-sungguh prinsip hidup sehat yang sudah disampaikan. Ada kepasatian. Semua yang kita buat selama ini paling menggambarkan sebagian kepastian. Pertama, doa-doa kita itu-itu saja. Tidak berubah sejak pertama pelayanan ini dimulai. Itu adalah ciri kepastian.
Kedua, yang menyebakan kita sehat/sakit adalah makanan. Makanan kita, benar-benar sesuai dengan keunikan kita masing-masing.Tetapi ilmu pasti berubah. Jenis obat yang dipakai diganti-ganti terus. Selama covid ini ada sudah berapa kali obat diganti. Tetapi prinsip hidup kita tetap sama. Kita sakit karena makan. You are what you eat.
Ketiga, kita juga tegas mengatakan dengan pasti bahwa you are what you do. Anda sehat tergantung prilakumu. Kalau kita jaga makan, tapi kalau prilaku buruk kita akan sakit. Biar berdoa terus menerus, tetapi kalau cemas, takut, pikir makanan enak pasti sakit.
Jadi kita punya pegangan sederhana dan pasti yaitu cuma perhatikan makanan utk tubuh dan perhatikan makanan utk Jiwa. yaitu Jangan takut, jangan cemas, jangan malas, jangan curiga (pikiran Negatif).
Bahasa Adalah Anugerah.
Mengapa saya menulis tentang bahasa. Saya mau mengajak kita semua menjadikan bahasa yang kita pikirkan, tuturkan membuat kita merasa diri at home. Kalau bahasa yang kita gunakan mengandung kegelisahan, ketakutan kita menjauhkan diri dari rumah. Kita tidak at home.
Jadi pikiran kita harus diisi dengan kata-kata positif supaya kita merasa at home. Kalau kita merasa diri at home, orang lain juga merasa at home dengan kita. Perhatikan tutur kata, kosa kata yang kita gunakan.
Saya berdoa supaya kita, melalui kata-kata kita, kita menjadikan semua orang sebagai sahabat kita.
Dengan tutur kata kita, kita dapat mengubah orang lain menjadi teman. Mengubah musuh menjadi sahabat. Bahkan melalui kata-kata kita mengubah mush menjadi saudara.
Bahasa adalah Rahim kita bersama. Melalui bahasa kita dilahirkan kembali sebagai saudara. Bahasa adalah anugerah yang menyatukan kita semua.
Kalau bahasa digunakan salah dalam rumah, kita menjadi orang asing, kita menjadi musuh. Kalau kita mencintai musuh pakaialah bahasa yang benar.
Untuk mengubah musuh menjadi teman itu gampang, hanya melalui kata-kata yang baik. Semua ini ada dalam buku itu nanti. Saya mengajak kita semua untuk membaca buku itu. Pesan spiritual dalam buku itu adalah pakaialah bahasa kasih. Karena bahasa itu adalah anugerah.
Vaksin: Percaya, Harapan dan Cinta.
Saya berharap anggota SKK hidup dalam tiga unsur moral tertinggi seperti dikemukakan oleh St. Agustinus yaitu percaya, harapan dan cinta.
Ketiga hal adalah moral tertinggi yang dianugerakan kepada manusia dari “atas”. Apakah susah percaya? Tidak, karena percaya berasal dari atas sana, ditarik dari atas sana. Tinggal kita membuka diri sedikit. Saat ini banyak orang tidak percaya Tuhan, tetapi lebih percaya pada vaksin.
Tidak apa-apa. Ukuran dunia memang seperti itu. Kita ikut saja. Tetapi kita tidak hanya berasal dari dunia ini. Kita juga berasal dari atas. Oleh karena itu, kita punya tiga vaksin dari atas yaitu percaya, harapan dan cinta. Itu adalah vaksin kita.
Vaksin didunia ini ada jarak waktu. Tetapi vaksin dari atas tidak ada jarak waktunya. Sekaligus diberikan. Vaksin dari atas tidak susah.
Tentang berharap. Orang yang tidak percaya Tuhan sekalipun tetap memiliki harapan. Minimal ia berharap luput dari covid. Harapan itu berasal dari mana? Ilmu mengatakan dari otak. Otakmu dari mana? Karena ada revolusi cognitive. Tapi mengapa revolusi itu ada? Survey mengatakan orang AS 80 % masih percaya pada Allah. Cuma 40 % percaya teori Darwin.
Jadi vaksin kita adalah percaya, harapan, dan cinta. Mulai dari mencinti diri sendiri.
Tuhan sendirilah yang menaruh percaya itu dalam diri kita, Tuhan yang menaruh harapan di dalam diri kita. Ia juga menaruh cinta itu dalam diri kita. Kita tinggal ikuti saja.
Apapun agama kita, kita semua pasti ada percaya, harapan dan cinta. Tinggal ikuti saja. Semua itu pasti ada dalam diri kita semua. Itu ada dalam diri kita, karena Tuhan sendirilah yang memberinya. Kita tinggal ikuti saja.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Comments
Post a Comment