Skip to main content

Membangun Rumah Di Atas Pasir dan Cadas - BHSO Cirebon Bali 14 Agt 2021

 Oleh Porat Antonius


Sebenarnya situasi dunia sekarang adalah gambaran bahwa kita membangun rumah di atas pasir. Banyak orang takut, huru hara.  Situasi seperti itu adalah gambaran kita membangun rumah di atas pasir. Tidak ada kepasatian. Selama ini kalau sakit kita gonta ganti dokter, ganti obat. Semua itu adalah ciri kita tidak punya kepasatian.

Untuk anggota SKK coba ikuti sungguh-sungguh prinsip hidup sehat yang sudah disampaikan. Ada kepasatian. Semua yang kita buat selama ini paling menggambarkan sebagian kepastian. Pertama, doa-doa kita itu-itu saja. Tidak berubah sejak pertama pelayanan ini dimulai.  Itu adalah ciri kepastian. 

Kedua, yang menyebakan kita sehat/sakit adalah makanan. Makanan kita, benar-benar sesuai dengan keunikan kita masing-masing.Tetapi ilmu pasti berubah. Jenis obat yang dipakai diganti-ganti terus. Selama covid ini ada sudah berapa kali obat diganti. Tetapi prinsip hidup kita tetap sama. Kita sakit karena makan. You are what you eat.

Ketiga, kita juga tegas mengatakan dengan pasti bahwa you are what you do. Anda sehat tergantung prilakumu. Kalau kita jaga makan, tapi kalau prilaku buruk kita akan sakit. Biar berdoa terus menerus, tetapi kalau cemas, takut, pikir makanan enak  pasti sakit. 

Jadi kita punya pegangan sederhana dan pasti yaitu cuma perhatikan makanan utk tubuh dan perhatikan makanan utk Jiwa. yaitu Jangan takut, jangan cemas, jangan malas, jangan curiga (pikiran Negatif).



Bahasa Adalah Anugerah.

Mengapa saya menulis tentang bahasa. Saya mau mengajak kita semua menjadikan bahasa yang kita pikirkan, tuturkan membuat kita merasa diri  at home. Kalau bahasa yang kita gunakan mengandung kegelisahan, ketakutan kita menjauhkan diri dari rumah. Kita tidak at home.

Jadi pikiran kita harus diisi dengan kata-kata positif supaya kita merasa at home. Kalau kita merasa diri at home, orang lain juga merasa at home dengan kita. Perhatikan tutur kata, kosa kata yang kita gunakan.

Saya berdoa supaya kita, melalui kata-kata kita, kita menjadikan semua orang sebagai sahabat kita.

Dengan tutur kata kita, kita dapat mengubah orang lain menjadi teman. Mengubah musuh menjadi sahabat. Bahkan melalui kata-kata kita mengubah mush menjadi saudara. 

Bahasa adalah Rahim kita bersama. Melalui bahasa kita dilahirkan kembali sebagai saudara. Bahasa adalah anugerah yang menyatukan kita semua. 

Kalau bahasa digunakan salah dalam rumah, kita menjadi orang asing, kita menjadi musuh. Kalau kita mencintai musuh pakaialah bahasa yang benar.  

Untuk mengubah musuh menjadi teman itu gampang, hanya melalui kata-kata yang baik. Semua ini ada dalam buku itu nanti. Saya mengajak kita semua untuk membaca buku itu. Pesan spiritual dalam buku itu adalah pakaialah bahasa kasih. Karena bahasa itu adalah anugerah. 


Vaksin: Percaya, Harapan dan Cinta.

Saya berharap anggota SKK hidup dalam tiga unsur moral tertinggi seperti dikemukakan oleh St. Agustinus yaitu percaya, harapan dan cinta. 

Ketiga hal adalah moral tertinggi yang dianugerakan kepada manusia dari “atas”. Apakah susah percaya?  Tidak, karena percaya berasal dari atas sana, ditarik dari atas sana. Tinggal kita membuka diri sedikit. Saat ini banyak orang tidak percaya Tuhan, tetapi lebih percaya pada vaksin. 

Tidak apa-apa. Ukuran dunia memang seperti itu. Kita ikut saja. Tetapi kita tidak hanya berasal dari dunia ini. Kita juga berasal dari atas. Oleh karena itu, kita punya tiga vaksin dari atas yaitu percaya, harapan dan cinta. Itu adalah vaksin kita. 

Vaksin didunia ini ada jarak waktu. Tetapi vaksin dari atas tidak ada jarak waktunya. Sekaligus diberikan. Vaksin dari atas tidak susah. 

Tentang berharap. Orang yang tidak percaya Tuhan sekalipun tetap memiliki harapan. Minimal ia berharap luput dari covid. Harapan itu berasal dari mana? Ilmu mengatakan dari otak. Otakmu dari mana? Karena ada revolusi cognitive. Tapi mengapa revolusi itu ada? Survey mengatakan orang AS 80 % masih percaya pada Allah. Cuma 40 % percaya teori Darwin.

Jadi vaksin kita adalah percaya, harapan, dan cinta. Mulai dari mencinti diri sendiri. 

Tuhan sendirilah yang menaruh percaya itu dalam diri kita, Tuhan yang menaruh harapan di dalam diri kita. Ia juga menaruh cinta itu dalam diri kita. Kita tinggal ikuti saja. 

Apapun agama kita, kita semua pasti ada percaya, harapan dan cinta. Tinggal ikuti saja. Semua itu pasti ada dalam diri kita semua. Itu ada dalam diri kita, karena Tuhan sendirilah yang memberinya. Kita tinggal ikuti saja.


TEAM BHSO KOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...