Skip to main content

Kasihilah Maka Kamu Akan Hidup - Eksegese Minggu ke 19 Tahun B

 Manusia mengenal satu jenis makanan yang disebut roti. Bahannya diambil dari tumbuhan. Saat ini banyak jenis roti yang berhasil dikembangkan. Tetapi hingga kini  belum ada pernyataan yang menegaskan bahwa dengan makan roti seperti itu manusia akan hidup kekal.

Orang beriman juga mengenal roti seperti itu. Melalui kitab suci, orang beriman mengenal satu jenis roti lain. Roti ini tidak tumbuh dari tanaman di bumi. Roti ini roti hidup yang turun dari surga. Yang makan roti akan hidup secara Abadi.  Seperti apakah roti ini dan bagaimana roti ini menghidupkan orang secara Abadi?

Yesus lah yang datang memberikan roti itu. Roti itu adalah diriNya sendiri. "Roti yang Kuberikan adalah dagingKu dan akan Kuberikan untuk hidup di dunia." DagingNya dipersembahkan di salib sebagai tanda kasih yang membebaskan manusia dari putusnya hubungan kasih Allah dengan kasih manusia. Demikian Injil pada minggu ini menggambarkan.

Bacaan hari ini juga menggambarkan : pertama, tentang Allah yang mengasihi manusia. Allah menghendaki manusia hidup bersatu dalam kasih Allah. Hanya kasih Allah itu yang menghidupkan dunia. Yesus datang dari surga dan secara total menunjukkan kasih itu. Yesus sendiri mengambil contoh kasih yang tertinggi yakni diriNya sebagai persembahan yang harum mewangi.

Kedua : Allah mengajak manusia untuk datang mengalami kasihNya , Elia yang putus asa dikuatkan dari surga untuk mengalami kesempurnaan bersama Allah. Malaikat datang dan Elia diberikan roti sementara supaya kuat tiba di Gunung Horeb. Demikian juga dengan Yesus .  Yesus adalah kasih. Dia memberi contoh kasih dengan disalibkan untuk menyelamatkan manusia. Yesus juga mengajarkan manusia tentang hidup dalam kasih. Kasih itu sebagai makanan jiwa yang dibawa Yesus dari Bapa Nya di surga. Kasih itu makanan jiwa yang sama dengan roti atau manna untuk tubuh.

Hidup dalam kasih itu sama dengan makan roti yang turun dari surga. Yang melakukan kasih seperti yang Yesus bawa dari surga akan mengalami hidup kekal secara eskatologis dan secara antropologis duniawi. Secara eskatologis akan bebas dari dosa. Dengan bebas dari dosa maka manusia akan bersatu dengan kasih Allah dengan sempurna sesudah kematian. Itulah salah satu wajah hidup kekal. Secara antropologis duniawi nyata kini - dan di sini - yang saling mengasihi seperti saling mengampuni akan mengalami hidup kekal dalam arti damai abadi dengan sesama manusia secara fisik dan sosial. Yang demikian dapat dibuktikan dalam hidup sehari-hari bahwa menikmati kasih akan menghasilkan keabadian.

Kasih itu nyata dan dinyatakan dengan tindakan nyata seperti salah satunya berbuat kasih kepada yang bersalah. Jika dilakukan dengan sungguh - nyata pula pada waktunya akan menghasilkan sukacita Hidup baik ketika sendiri maupun ketika bersama orang lain. Dunia sekarang kekeringan kasih ini. Banyak peristiwa sehari-hari yang menunjukkan bahwa manusia kehilangan kasih. Saling membenci sampai saling membunuh. Baik yang terjadi pada tingkat keluarga maupun masyarakat luas.

Roti dari bumi benar menghidupkan, tetapi hanya menghidupkan tubuh yang dapat binasa. Roti tidak dapat menghidupkan manusia sebagai makhluk yang memiliki tubuh dan memiliki jiwa. Disinilah orang beriman memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan bahwa kasih itu sungguh menghidupkan dan sungguh menciptakan hidup abadi pada manusia yang tekun dalam kasih dan tekun bersama sumber kasih. Kasih itu tidak harus ditunjukkan kepada dunia yang luas untuk tujuan yang luas. Bila hanya dapat menjangkau yang kecil untuk lingkungan kecil cukup ditunjukkan dengan tindakan-tindakan kecil mulai dari keluarga atau lingkungan kerja yang kecil. Keluarga diupayakan sedemikian rupa untuk saling mengasihi - saling memaafkan - saling menolong - saling menerima. Allah sebagai sumber kasih selalu setia membawa roti Kasih Dari Surga bila memang perjalanannya seperti Elia.

Paling tidak setiap orang beriman yang sungguh hidup dalam kasih Yesus dan setia menunjukkannya dalam hidup sehari-hari akan nyata tercatat dalam hati setiap anggota keluarga sebagai orang yang setia kepada Allah dan setia sebagai saluran kasih bagi sesamanya dalam hidup sehari-hari. Itulah orang beriman dan itulah salah satu wujud keabadian. Lakukanlah kasih sebisa mungkin dalam berbagai bentuknya dan rasakanlah nikmatnya roti dari surga yang sungguh membawa hidup kekal di dunia ini sehari-hari, mulai dari sini. Roti itu kasih dan yang membawanya adalah Yesus. Datanglah kepadaNya, dengarkanlah Dia, dan melakukan semua perintah kasihNya.

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

 

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...