Manusia mengenal satu jenis makanan yang disebut roti. Bahannya diambil dari tumbuhan. Saat ini banyak jenis roti yang berhasil dikembangkan. Tetapi hingga kini belum ada pernyataan yang menegaskan bahwa dengan makan roti seperti itu manusia akan hidup kekal.
Orang beriman juga mengenal roti seperti itu. Melalui kitab suci, orang beriman mengenal satu jenis roti lain. Roti ini tidak tumbuh dari tanaman di bumi. Roti ini roti hidup yang turun dari surga. Yang makan roti akan hidup secara Abadi. Seperti apakah roti ini dan bagaimana roti ini menghidupkan orang secara Abadi?
Yesus lah yang datang memberikan roti itu. Roti itu adalah diriNya sendiri. "Roti yang Kuberikan adalah dagingKu dan akan Kuberikan untuk hidup di dunia." DagingNya dipersembahkan di salib sebagai tanda kasih yang membebaskan manusia dari putusnya hubungan kasih Allah dengan kasih manusia. Demikian Injil pada minggu ini menggambarkan.
Bacaan hari ini juga menggambarkan : pertama, tentang Allah yang mengasihi manusia. Allah menghendaki manusia hidup bersatu dalam kasih Allah. Hanya kasih Allah itu yang menghidupkan dunia. Yesus datang dari surga dan secara total menunjukkan kasih itu. Yesus sendiri mengambil contoh kasih yang tertinggi yakni diriNya sebagai persembahan yang harum mewangi.
Kedua : Allah mengajak manusia untuk datang mengalami kasihNya , Elia yang putus asa dikuatkan dari surga untuk mengalami kesempurnaan bersama Allah. Malaikat datang dan Elia diberikan roti sementara supaya kuat tiba di Gunung Horeb. Demikian juga dengan Yesus . Yesus adalah kasih. Dia memberi contoh kasih dengan disalibkan untuk menyelamatkan manusia. Yesus juga mengajarkan manusia tentang hidup dalam kasih. Kasih itu sebagai makanan jiwa yang dibawa Yesus dari Bapa Nya di surga. Kasih itu makanan jiwa yang sama dengan roti atau manna untuk tubuh.
Hidup dalam kasih itu sama dengan makan roti yang turun dari surga. Yang melakukan kasih seperti yang Yesus bawa dari surga akan mengalami hidup kekal secara eskatologis dan secara antropologis duniawi. Secara eskatologis akan bebas dari dosa. Dengan bebas dari dosa maka manusia akan bersatu dengan kasih Allah dengan sempurna sesudah kematian. Itulah salah satu wajah hidup kekal. Secara antropologis duniawi nyata kini - dan di sini - yang saling mengasihi seperti saling mengampuni akan mengalami hidup kekal dalam arti damai abadi dengan sesama manusia secara fisik dan sosial. Yang demikian dapat dibuktikan dalam hidup sehari-hari bahwa menikmati kasih akan menghasilkan keabadian.
Kasih itu nyata dan dinyatakan dengan tindakan nyata seperti salah satunya berbuat kasih kepada yang bersalah. Jika dilakukan dengan sungguh - nyata pula pada waktunya akan menghasilkan sukacita Hidup baik ketika sendiri maupun ketika bersama orang lain. Dunia sekarang kekeringan kasih ini. Banyak peristiwa sehari-hari yang menunjukkan bahwa manusia kehilangan kasih. Saling membenci sampai saling membunuh. Baik yang terjadi pada tingkat keluarga maupun masyarakat luas.
Roti dari bumi benar menghidupkan, tetapi hanya menghidupkan tubuh yang dapat binasa. Roti tidak dapat menghidupkan manusia sebagai makhluk yang memiliki tubuh dan memiliki jiwa. Disinilah orang beriman memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan bahwa kasih itu sungguh menghidupkan dan sungguh menciptakan hidup abadi pada manusia yang tekun dalam kasih dan tekun bersama sumber kasih. Kasih itu tidak harus ditunjukkan kepada dunia yang luas untuk tujuan yang luas. Bila hanya dapat menjangkau yang kecil untuk lingkungan kecil cukup ditunjukkan dengan tindakan-tindakan kecil mulai dari keluarga atau lingkungan kerja yang kecil. Keluarga diupayakan sedemikian rupa untuk saling mengasihi - saling memaafkan - saling menolong - saling menerima. Allah sebagai sumber kasih selalu setia membawa roti Kasih Dari Surga bila memang perjalanannya seperti Elia.
Paling tidak setiap orang beriman yang sungguh hidup dalam kasih Yesus dan setia menunjukkannya dalam hidup sehari-hari akan nyata tercatat dalam hati setiap anggota keluarga sebagai orang yang setia kepada Allah dan setia sebagai saluran kasih bagi sesamanya dalam hidup sehari-hari. Itulah orang beriman dan itulah salah satu wujud keabadian. Lakukanlah kasih sebisa mungkin dalam berbagai bentuknya dan rasakanlah nikmatnya roti dari surga yang sungguh membawa hidup kekal di dunia ini sehari-hari, mulai dari sini. Roti itu kasih dan yang membawanya adalah Yesus. Datanglah kepadaNya, dengarkanlah Dia, dan melakukan semua perintah kasihNya.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di
Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
Comments
Post a Comment