Oleh PORAT ANTONIUS
Hari-hari ini melalui bahasa, orang menyebarkan info menakutan. Meskipun Covid masih simpang siur baik sumber maupun penangkalnya, informasi itu sangat berpengaruh dan membentuk pola pola pikir yg riuh rendah dg ketakutan. Secara tidak sadar kita hidup dg pandemi baru yaitu curiga. Curiga terhadap diri sendiri, orang lain, sampai harus discreening. Bentuk dari upaya menghindari kecurigaan adalah masker, yg katanya agar seseorang tdk menjadi penyebab tertularnya Covid bagi yg lain. Tetapi pertimbangkan hal berikut ini: mekanisme screening di RS sangat ketat. Mestinya, dg mekanisme itu tidak ada tenaga medis yg meninggal. Kalau protokol ketat saja, orang tetap terpapar covid, lalu bgm?
Sekarang ini, Dunia sedang membuat benteng di luar melalui media utk menghembuskan ketakutan. Propanganda itu membuat kita melupakan yg utama. Di SKK keutamaan itu adalah jaga makan dan yg paling utama adalah jadi orang baik.
Seorang ahli dari Australia menyebutkan bahwa virus itu berkembang biak di daerah2 yg kotor. Asumsinya, lingkunganlah (dari luar) yg mengakibatkan covid. Bagi SKK, yg harus diperkuat adalah bersih lingkungan diri, bersih tubuh dgn makanan yg benar dan bersih jiwa dgn melakukan kebaikan.
Di tengah dunia yg simpang siur ini menjaga tutur kata adalah perbuatan baik. Kita amati bersama belakangan ini, Indonesia kacau balau karena kata-kata. Sebetulnya, kekacauan itu tidak terjadi kalau orang semua menghayati posisi bahasa sebagai anugerah.
Penelitian di Mexico menunjukkan bahwa rata-rata manusia menggunakan 17 jam waktunya per hari utk berkata-kata. Rata-rata 40.000 kata. Kalau kita menggunakan kata-kata ini utk mengungkapkan kecemasan maka kesehatan juga akan berpengaruh: jantung, ginjal, covid, dll. Tetapi kata-kata yg sama dpt mewartakan kebajikan. Karena itu, SKK harus menggunakan kata2 sebagai anugerah itu utk kebaikan.
Pak Ardi Ruman.
Di medsos, orang gemar sekali copas, bahkan hanya utk ucapkan selamat pagi. Melalui apa yg disampaikan Opa ini, kita diundang utk menjadikan kata2 sbg anugerah. Karena itu, ucapkan salam atau pesan dg bahasamu sendiri supaya apa yg kita katakan benar2 dari sendiri. Meskipun hanya medsos dan hanya mengucapkan selamat pagi, ada segenap emosi yg tercurah dlm mengirimkan atau menyampaikan sesuatu via medsos.
Pergilah, wartakan kata-kata yg baik.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan. DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung. RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...
Comments
Post a Comment