Pesan Rafael, Mikael, Opa Anton
TDM 1 JUNI 2021
Rafael :
Mulai hari ini kami ditugaskan untuk menjaga kalian tetapi sayangnya, kalian tidak menjaga diri kalian sendiri.
Sudah dibilang cukup makanya,
makan terus, makan terus, nanti diesok paginya pada saat melakukan aktifitas dikamar mandi kesakitan lalu menyesal karena makan terlalu banyak.
Ada yang membayangkan wajah malaikat itu seperti berambut panjang, wajahnya tampan, giginya putih tidak ompong seperti ini...
kalian membayangkan sesuatu yang indah.
Bayangkan kalau misalnya kalian duduk kalian sedang makan sesuatu bayangkan juga, berfantasilah kalian bahwa makan yang cukup, ambilah yang itu, ambil yang ini, jangan yang ini, saya tidak tahu apakah kalian bisa mendengar itu atau tidak.
Tapi saya dan kami terus membisikkan itu satu persatu telinga kiri kanan tapi sayangnya kalian itu selalu menutup diri dengan mengatakan ini enak, ini buatan istri, kalau tidak dimakan sebentar bahaya ( semua ketawa)
Yang ingin saya sampaikan pada hari ini adalah kami terus datang kepada kalian ketika kalian berbahagia, tertawa.
Tertawa lepas kenapa kalian tidak lepas saja tertawa itu, karena saya yakin dan percaya pikiran kalian yang menahan itu.
Jadi kalian janganlah berkeluh kesa, karena setiap apa yang kalian lakukan kami selalu ada bersama kalian. Kadang-kadang begini juga janganlah kalian terlalu pusingkan dengan apa yang sudah kalian pikirkan, jika mendengar suara tidak perlu tanya ini siapa ya..., "kalau pake bahasa Manggarai ceing ho'o, ceing ite, atau ho'o siapa ( semua ketawa).
Hmm sepertinya ada yang mau bicara...
Mikael :
Ada beberapa hal yang ingin aku katakan kepada kaliannnn...
Apakah kalian tahu betapa besarnya ALLAH itu dan betapa besarnya cinta kasih ALLAH kepada kalian manusia...???
Kami bertugas untuk selalu memberikan perlindungan kepada kalian....janganlah meminta ketika kalian takutttt...kalaupun iya kalian bergerak dalam ketakutan itu tetapi rubahlah motifasi saat kalian katakan seperti itu bahwa kalian percayaa
Janganlah kalian terlalu banyak dalam ketakutan, kecemasan, ataupun kegelisahan.
Segala sesuatu yang kami berikan itu tentunya baik adanya.
Janganlah sedikit sedikit kalian meminta kemudian kalian tahu, janganlah sedikit kalian bertanya kemudia kalian mempertanyakan, janganlah sedikit kalian meminta kemudian kalian menganalisa...
Segala sesuatu....yang berasal dari atas, segala sesuatu yang sudah diberikan, terimalah itu sebagai sesuatu yang baik adanya....
Jangan terlalu banyak mengeluhhh..!!!
Saya mendengar begitu banyak keluhan yang berasal dari sumbernya adalah ketakutan.
Ketakutan karena apa...??
Pikiran kalian sendiri....
Kalian sedikit takut, sedikit gelisah, sedikit cemas...
Untuk apa kalian punya ALLAH yang begitu besar kalau kalian hidupnya masih penuh dengan kecemasan..
Kalau rasa BERBADAN BESAR ITU MEMBUAT KALIAN CEMAS....maka pikirkanlah kemudian cara yang terbaik untuk mengurangi berat badan kalian
Mungkin kelian hanya bersifat keluhan saja, apa ini...apa ini....apa itu...
Kalau wajah saja penuh dengan kerutan syukurilah karena kalian masih punya wajah...paling tidak kalian masih punya kerutan wajah itu.
Setahu saya....
Kalian ini diberikan kecantikan, ketampanan yang lebih ke fisik itu sendiri. Kalau kalian hanya berpikir tampan dan cantik itu hanya dilihat dari fisik kalian, maka yang tua-tua begini pasti sudah pulang duluan...tetapi cobalah kalian untuk melihat bahwa yang paling penting itu adalah "KEBAIKAN" yang artinya jiwa kalian itulah yang kemudian menyinari
yang penuh dengan kelembutan. Saya tidak tahu kalian disini berapa kali mandi dalam sehari. Kalau sudah sekali mandi saja kalian harus bisa mensyukuri itu, tetaplah bersyukur.
Jangan sedikit-sedikit mengeluh, sedikit-sedikit mengeluh, rambut uban saja dipersoalkan, syukur-syukur ada rambut.
Intinya....adalah kami mendapat tugas untuk menjaga kalian, jadiiii janganlah terlalu takut. Mintalah sesuatu itu karena kalian percaya, boleh beranjak dari ketakutan tetapi kemudian ubahlah itu masuk kedalam sesuatu yang namanya percaya, kalian terus berharap tentu CINTA selalu diantara kalian.
Opa Anton
Sudah disampaikan bahwa kita punya pelindung.
Kenapa kita punya cita-cita untuk jadi orang cerdas..??
Pernah ada cita-cita menjadi orang bodoh ??
Hanya orang yang bodoh sekali yang tidak punya cita-cita, semua orang paling tidak mau jadi orang sukses.
Kenapa kita punya cita cita untuk sukses karena kita punya hak untuk sukses. Karena kita punya hak maka kita diberi otak, tapiiii mau atau tidak bekerja menurut ukuran kesuksesan...??
Kenapa karena kita bisa cerdas tetapi lakukanlah dengan menurut segala sesuatu sesuai ukuran cerdas
Misalnya di sekolah, yang mengukur kecerdasan itu guru maka ikutilah aturan guru.
Jarang terjadi hampir tidak ada yang bercita-cita menjadi orang baik, kecuali saya bertanya siapa yang bercita-cita menjadi orang baik baru ada yang jawab. Rata-rata semua bercita cita mau jadi sukses, cerdas,mau jadi orang yang berguna.
Tetapi bagaimana untuk menjadi berguna...??
Makanya orang orang yang sering berkomunikasi dengan TUHAN seperti Santo Agustinus , dia menjadi santo setelah dia bertobat.
Makanya dia katakan Non intratur in veritatem nisi per caritatem, tidak ada kesuksesan, tidak ada kecerdasan tanpa KEBAIKAN.
Karena itu cita-cita pertama untuk kamu yang masih muda "jadilah orang baik"
Jangan takut menjadi orang baik, jangan takut menjadi orang sabar, karena kalau kita cerdas mungkin kita dihotmati di Bumi tapi belum tentu di Surga, tapi jika kita jadi orang baik dihormati di Bumi dan di Surga.
Karena itu semua orang berharap bertemu orang baik, kalau kita berharap bertemu orang baik terus kenapa kita tidak jadi orang baik juga, ga, hanya berharap orang lain yang baik tapi kita tidak baik.
Cobalah kita lakukan kebaikan dan Malaikat selalu datang menuntun kita, suara Malaikat akan makin deras dan wakah mereka akan makin terang kalau kita berada dalam kebaikan.
Selamat sore....
Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan. DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung. RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...
Comments
Post a Comment