Skip to main content

Malaikat Pelindung dan Kebaikan Hidup - Porat Antonius - BHSO Ruteng-Semarang 220521

Setiap orang dikaruniai minimal dua Malaikat Pelindung. Mereka bertugas mengarahkan hidup kita sehari-hari agar sesuai dengan kehendak Allah. Tanpa kita sadari, mereka senantiasa mengarahkan kita. Kalau kita mampu mendengar dengan baik, pada dasarnya kita tidak perlu terlalu banyak berpikir.

Namun Malaikat Pelindung bisa tinggalkan kita/ ngambek kalau perilaku kita tidak sejalan dengan apa yang mereka sampaikan. Seperti malas, mengeluh, marah-marah, Malaikat Pelindung meninggalkan kita. Akhirnya kita mengandalkan otak. Dan semakin kita menggunakan otak, makin tidak menemukan jawaban. Akhirnya pusing.

Malaikat akan kembali pada kita kalau kita kembali berbuat baik. Melatih diri dengan kesabaran, tidak marah, tidak cemas. Malaikat juga bisa bertambah, tidak hanya dua, tetapi bisa lebih seiring dengan tanggung jawab yang kita emban. Mereka yang ditugasi tanggung jawab publik dan berjuang untuk melayani dengan sungguh, akan diberikan Malaikat yang lebih banyak.

Suara Malaikat bisa kita dengar ketika melakukan refleksi (moment of emptiness) terhadap pengalaman jatuh bangun untuk menjadi orang baik. Tidak ada yang sempurna tetapi terus berjuang tiap hari sebagai buah dari refleksi atas pengalaman hari sebelumnya, disitulah suara Malaikat akan makin lama makin kuat menuntun kita.  

Note:
Dalam buku Doreen Virtue, “How to Hear Your Angels” disebutkan bahwa tanpa membeda-bedakan keyakinan, karakter atau gaya hidup, Allah menganugerahi setiap orang dengan minimal dua Malaikat Penjaga. Salah satu malaikat lebih bersifat keluar (ekstrovert) yang senantiasa menyenggol kita dan mendorong kita mengambil pilihan untuk mencapai tujuan hidup ini. Dia mengetahui semua bakat dan potensi kita sehingga mendorong kita untuk mengejar capain tertinggi dari potensi itu. Malaikat yang satunya lebih pendiam dalam hal suara dan energi yang disampaikan. Dia menghibur kita ketika kita sedih, sendiri, atau kecewa. Dia memeluk kita kehilangan pekerjaan atau tidak mendapatkan sesuatu yang kita dambakan, serta menenangkan kita ketika  marah.

Menjadi penyelamat dunia.

Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Adam. Adam berasal dari kata bahasa Ibrani yang berarti tanah. Jadi manusia selalu terkait secara intim dengan tanah atau lingkungan hidup.

Lingkungan hidup kita dewasa ini sudah sangat rusak. Kerusakan lingkungan hidup terkait langsung dengan cara konsumsi kita. Konsumsi kita menciptakan polusi udara melalui industri yang menghasilkan semua hal yang kita butuhkan termasuk makanan. Industri yang terkait dengan makanan itu misalnya pupuk, pestisida. Selain industri, juga sampah yang dihasilkan oleh konsumsi kita.

Singkatnya  pola konsumsi kita yang tidak terkendali telah menyebabkan kerusakan lingkungan hidup yang berdampak pada pemanasan global, bencana alam, kebakaran, iklim yang tidak menentu dan bencana alam yang lainnya.

Terkait dengan isu lingkungan itu, SKK dengan pola hidup Sehat (tidak makan racun), atau menjalani autophagy yang kita jalani saat ini, maka kita sudah berpartisipasi aktif dalam menyelamatkan dunia. Dengan ketaatan, lalu  dengan autophagy kita mengurangi konsumi makanan yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.

Itu berarti, kita perlu berbangga diri karena kita dalam komonitas SKK dipilih untuk bersama Allah memelihara lingkungan hidup untuk tetap terjaga dan sehat. Kita setia jalankan hidup sehat, selain untuk kesehatan kita sendiri, juga untuk bersama Allah menjadikan dunia ini layak bagi kehidupan kita, tempat Allah menyatakan kasihnya kepada alam semesta.
 
Team BHSO Kocar Kacir

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...