Skip to main content

Minggu Biasa ke 2 - Tahun B : Apakah Kita Mengenal-Nya ?

 

Mengenal merupakan gerbang untuk dikasihi dan mengasihi. Berkenalanlah supaya saling menyayangi. Orang beriman tidak hanya sebatas saling sayang dan saling kenal diantara manusia, orang beriman juga mengenal dan terlebih lagi dikenal Allah. Dengan demikian orang beriman mengasihi Allah dan juga dikasihi Allah.

Kitab suci yang dibacakan pada minggu ini kembali hadir untuk menguatkan orang beriman tentang cara lain Allah mengasihi manusia. Allah hadir dan selalu memulai menunjukkan kasih kehadiranNya. Ketika inisiatif langsung belum membuahkan hasil, Allah memperkenalkan dirinya melalui sesama manusia. Sebagai orang beriman yang mengenal Allah maka kita percaya bahwa Allah menyertai manusia dan Allah sendiri masih terus berkeliling untuk menunjukkan bahwa penyertaan Nya abadi seabadi kasihNya. Maka orang beriman memandang tubuhnya dengan baik karena tahu bahwa tubuhnya adalah anggota tubuh Kristus yang di dalamnya hidup Roh Kudus yang dari Allah.   Maka orang beriman perlu mengenal Allah dan menyadari kehadiran Allah dengan cara berjuang melihat ke dalam atau mendengarkan yang di dalam.  Roh Kudus ada di dalam tubuh, yaitu tubuh yang tidak digunakan untuk bercabul. Bercabul di sini tidak hanya dalam arti hubungan seks. Bercabul yakni jika kita tidak menggunakan kaki dan tangan untuk bekerja rajin, tidak menggunakan telinga untuk mendengarkan keluh kesah orang lain, atau tidak menggunakan otak demi kebaikan umat manusia.

Bila demikian Dapatkah setiap orang beriman mendengarkan Tuhan atau melihat tuhan? Hal itu tidak mustahil. Bacaan pada minggu ini memberikan kiatnya yaitu : yang pertama : Berjuanglah untuk memelihara tubuh dan menggunakan tubuh untuk kebajikan, karena tubuh kita adalah anggota tubuh Kristus yang didalamnya mengandung roh Allah. Yang kedua : adalah Setia mengikuti Yesus. Yang ketiga responsif dan proaktif, proaktif mencari sumber sampai mengenal bahwa Allah selalu menyertainya. Yang keempat selalu setia mengikuti Yesus dan setia mewartakannya kepada orang lain yang belum mengenalNya. Yang kelima tetap setia memelihara tubuh sebagai anggota tubuh Kristus yang didalamnya mengandung Roh Kudus.

Pandanglah dan dengarkan suara Roh Kudus yang berbicara dari dalam untuk memilih tindakan yang tepat. Mungkin suara itu mengatakan : Tersenyumlah dengan tulus kepada orang lain, cukup dengan senyuman. Mungkin pula dengan cara yang lain seperti memberi sesuatu : maka lakukanlah itu. Kehadiran Yesus dapat juga dalam bentuk orang yang berkecukupan : pandanglah dan ikutilah cara hidup orang itu supaya hidup kita berkecukupan. Lalu jika ada suara Allah yang memanggil dengarkanlah suara itu dan respon lah atasnya. Suara itu dapat saja dalam bentuk ejekan atau kritik. Dengar Dan terimalah; demikian juga bila suara itu dalam bentuk nasehat atau dukungan lakukanlah seperti itu agar hidup berubah ke arah yang dikehendaki Allah.

Demikianlah untuk mengenal Allah yang berkeliling yang selalu menyertai manusia dan yang mengasihi manusia setiap orang diajak mulai dari diri sendiri. Setiap diri yang terdiri atas tubuh dan jiwa adalah anggota tubuh Kristus dan jiwa yang mengandung Roh Kudus. Lakukanlah semuanya itu dengan tulus : Nikmatilah buahnya setiap hari dimanapun berada dan dengan siapa pun berada.

 

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...