Skip to main content

Eksegese Minggu Adven ke 2 Th B – Memberi Diri Dibabtis : Persiapan Hidup di Bumi Baru


Manusia berupaya untuk mengubah dunia menjadi satu dunia yang lebih baik. Dunia baru yang manusia inginkan adalah dunia dengan makanan secukupnya dunia yang damai dunia yang memudahkan manusia untuk hidup sebagai manusia dan sebagainya. Untuk mencapainya manusia cenderung bersandar pada kemampuan manusia sendiri.  Hingga kini manusia mengandalkan ilmu dan teknologi.  Secara fisik dunia akan berubah tetapi tidak semua perubahan itu sesuai dengan yang diduga manusia.  Pada aspek tertentu lebih baik dan sesuai kerinduan manusia, namun pada aspek lainnya justru lebih buruk karena ilmu dan teknologi yang salah arah.  Banyak contohnya , antara lain polusi global warming krisis lingkungan krisis kesehatan.

 

Akibat buruk ilmu dan teknologi itu cenderung diabaikan. Manusia terus mengembangkan ilmu dan teknologi baru. Ilmu berbicara tentang bumi atau dunia baru versi manusia terutama versi ilmuwan. Bacaan kitab suci minggu ini juga berbicara tentang bumi baru untuk manusia juga tetapi versi kitab suci atau versi Allah. Di bumi baru versi Allah,  manusia akan dihantarkan kepada kebenaran. Yang benar itu adalah setiap manusia dapat mencapai hidup suci, saleh, tak bercacat dan tak bernoda. Itulah bumi baru yang terjadi setelah manusia bertobat.

 

Bertobat secara benar adalah bertobat dengan cara bertindak.  Pertama : bertindak dengan sadar untuk menghentikan tindakan dosa. Berjuanglah menghentikannya sampai berhasil keluar dari dosa. Kedua : Tindakan bertobat lainnya adalah dengan sibuk melakukan tindakan kebajikan.  Semakin tenggelam dalam kebajikan semakin kecil ruang untuk tindakan yang mendatangkan dosa dan penderitaan.  Contohnya  : yang berhasil membina rajin - jelas akan bebas dari dosa malas.  Yang berhasil membina sukacita akan bebas dari dosa bersungut-sungut tanpa berjuang untuk menghentikan aktivitas bersungut-sungut nya.  Hidup semakin penuh sukacita.  Itulah tanda awal dan sederhana mengalami pembaptisan Roh Kudus , sukacita semakin langgeng dalam kehidupan, itulah bumi baru yang dijanjikan Allah.

 

Ciri orang yang mengalami pembaptisan dengan roh kudus itu antara lain  : bersukacita, tertawa, tersenyum, rajin, lincah, tidak bersungut-sungut, suka menolong, setia melakukan perintah Tuhan dan sebagainya. Tanda lain yang menunjukkan bahwa sudah dibaptis dengan roh adalah : semakin teguh dalam berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa entah dosa lama atau dosa Baru.

 

Bertobatlah mulai dari yang kecil: menghentikan dosa yang sepele yang mudah dihentikan, kemudian dilanjutkan dengan yang lebih sulit. Lalu berbuat kebaikan juga dimulai dari yang mudah dan terjangkau kemudian dilanjutkan sampai dapat melakukan yang lebih besar.  Tanpa disadari Yesus pasti akan membaptis nya dengan roh kudus . Lalu akan hadir ciri-ciri seperti sukacita, sabar, rajin, tidur nyaman, bertemu orang nyaman, murah hati, sukacita berhadapan dengan masalah.  Semakin lama akan semakin lebih sempurna bersama Allah.

Manusia boleh saja bangga dengan dunia baru versi manusia dalam rupa kecukupan sandang papan pangan bebas penyakit dan sebagainya. Tetapi dunia itu tidak akan layak dihuni bila manusia tidak bertobat dan sibuk dengan kebajikan seperti yang Allah harapkan. Bertobatlah dan sibuklah dalam kebajikan supaya manusia sungguh hidup bersama hasil karyanya atas dasar ilmu dan teknologi.



Akibat buruk ilmu dan teknologi itu cenderung diabaikan. Manusia terus mengembangkan ilmu dan teknologi baru. Ilmu berbicara tentang bumi atau dunia baru versi manusia terutama versi ilmuwan. Bacaan kitab suci minggu ini juga berbicara tentang bumi baru untuk manusia juga tetapi versi kitab suci atau versi Allah. Di bumi baru versi Allah,  manusia akan dihantarkan kepada kebenaran. Yang benar itu adalah setiap manusia dapat mencapai hidup suci, saleh, tak bercacat dan tak bernoda. Itulah bumi baru yang terjadi setelah manusia bertobat.

 

Bertobat secara benar adalah bertobat dengan cara bertindak.  Pertama : bertindak dengan sadar untuk menghentikan tindakan dosa. Berjuanglah menghentikannya sampai berhasil keluar dari dosa. Kedua : Tindakan bertobat lainnya adalah dengan sibuk melakukan tindakan kebajikan.  Semakin tenggelam dalam kebajikan semakin kecil ruang untuk tindakan yang mendatangkan dosa dan penderitaan.  Contohnya  : yang berhasil membina rajin - jelas akan bebas dari dosa malas.  Yang berhasil membina sukacita akan bebas dari dosa bersungut-sungut tanpa berjuang untuk menghentikan aktivitas bersungut-sungut nya.  Hidup semakin penuh sukacita.  Itulah tanda awal dan sederhana mengalami pembaptisan Roh Kudus , sukacita semakin langgeng dalam kehidupan, itulah bumi baru yang dijanjikan Allah.

 

Ciri orang yang mengalami pembaptisan dengan roh kudus itu antara lain  : bersukacita, tertawa, tersenyum, rajin, lincah, tidak bersungut-sungut, suka menolong, setia melakukan perintah Tuhan dan sebagainya. Tanda lain yang menunjukkan bahwa sudah dibaptis dengan roh adalah : semakin teguh dalam berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa entah dosa lama atau dosa Baru.

 

Bertobatlah mulai dari yang kecil: menghentikan dosa yang sepele yang mudah dihentikan, kemudian dilanjutkan dengan yang lebih sulit. Lalu berbuat kebaikan juga dimulai dari yang mudah dan terjangkau kemudian dilanjutkan sampai dapat melakukan yang lebih besar.  Tanpa disadari Yesus pasti akan membaptis nya dengan roh kudus . Lalu akan hadir ciri-ciri seperti sukacita, sabar, rajin, tidur nyaman, bertemu orang nyaman, murah hati, sukacita berhadapan dengan masalah.  Semakin lama akan semakin lebih sempurna bersama Allah.

Manusia boleh saja bangga dengan dunia baru versi manusia dalam rupa kecukupan sandang papan pangan bebas penyakit dan sebagainya. Tetapi dunia itu tidak akan layak dihuni bila manusia tidak bertobat dan sibuk dengan kebajikan seperti yang Allah harapkan. Bertobatlah dan sibuklah dalam kebajikan supaya manusia sungguh hidup bersama hasil karyanya atas dasar ilmu dan teknologi.



Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Adven ke 2 Tahun Liturgi B, Buku Jilid 1

 

_edian_


Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...