-o-
Di tengah kesibukan manusia
mencari nafkah hidup, bacaan-bacaan pada hari Minggu ini berbicara sebaliknya. Allah lah yang sibuk mencari nafkah bagi
manusia. Dalam Bacaan Pertama digambarkan tentang ajakan Allah kepada orang
yang haus, lapar,dan kekurangan uang untuk makan dan minum yang disediakan-Nya.
Allah juga mengajarkan tentang ihwal berbelanja
kebutuhan makan dan minum untuk yang penting. Makanan dan minuman yang lezat dicarikan Allah bagi manusia. Yang dibutuhkan dari
manusia hanyalah mendengar Allah. "Dengarlah Aku, maka kamu akan mendapat
makanan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.
Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepada-Ku".
Allah mengenal yang dibutuhkan manusia untuk hidup sekaligus menyediakan sumbernya. Manusia sebenarnya tidak terlalu perlu bersusah payah mendapatkannya, sampai harus merantau jauh-jauh, misalnya. Agar tidak berkesulitan, alangkah baiknya manusia membuka diri terhadap Allah dan membiarkan Allah yang menentukan dan menyiapkan yang dibutuhkan manusia. Karena Allah yang mempunyai, maka Allah mengenal yang dibutuhkan manusia. Allah mempunyai langkah sendiri pula untuk memenuhi yang dibutuhkan manusia. Banyak manusia yang mengalami kesulitan dengan hidupnya karena yang dibutuhkan manusia justru ditentukan sendiri dan keluar dari pikirannya sendiri. Yang dibutuhkan itu adalah yang diciptakan dari pikiran, lalu manusia berjuang sendiri pula untuk memenuhi.
Allah mengajak manusia mendengarkan Dia. Yang mendengarkan, yang telinganya disendengkan, yang melakukan kehendak Allah akan hidup. Sebagai contoh, misalnya Allah mengatakan : Jangan rakus!" Yang ikut dan tidak rakus jelas tidak bermasalah dengan kesehatannya, tidak menderita. Akhirnya, hanya yang sehat saja yang dapat menikmati sajian yang lezat. Sedangkan yang tidak melakukannya menjadi tidak sehat, tidak bisa menikmati makanan yang lezat-selezat apa pun makanan itu. Jika semua yang sehat dan lezat ditentukan sendiri dari pikiran manusia , maka yang lezat seperti itu justru menjerumuskan manusia kedalam penderitaan berbagai penyakit. Allah tahu, untuk manusia di daerah tertentu, kebutuhan makanannya berbeda dari daerah lain. Di sana akan bertumbuh jenis makanan yang cocok untuk kebutuhan tubuh sehat mereka. Ketika digantikan dengan yang sehat menurut pengalaman orang di daerah lain, yang terjadi adalah penderitaan. Tidak banyak yang memandang bahwa penyebab utama penderitaan itu adalah akibat dari tidak menyendengkan telinga untuk mendengarkan Allah tentang : cara hidup sehat, misalnya. Sedikit sekali yang menyadarinya bahwa sakit seperti itu sebagai akibat dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang bertentangan dengan disposisi genetis yang ditetapkan Allah yang telah disediakan di lingkungan tempat hidupnya sejak nenek moyangnya. Sedikit juga yang menyadarinya bahwa sakit sebenarnya sebagai akibat rakus.
Kenyataan yang dilukiskan
berdasarkan Bacaan Pertama di atas itu adalah prakondisi yang dibutuhkan jiwa.
Jiwa harus bertumbuh di dalam kasih dan bersama kasih. Jiwa yang bertumbuh bersama
kasihlah yang membuat orang beriman bisa mendengar Allah lebih jelas. Kemudian
melakukannya dengan tepat. Yang masih bisa dijangkau sekarang ini adalah suara Allah
yang tertulis melalui Kitab Suci. Tetapi apakah orang beriman masih
memperlakukan Kitab Suci sebagai pedoman hidup? Yang lebih berpengaruh dewasa
ini justru ilmu pengetahuan. Orang beriman sendiri pun mulai mempertanyakan
kebenaran iman dalam Kitab Suci dan mengagungkan ilmu pengetahuan. Tetapi yang
terjadi dunia tidak berubah ke arah yang lebih baik. Semakin canggih ilmu
pengetahuan semakin banyak masalah yang dihadapi orang beriman. Tetap saja juga
orang beriman dihadapkan dengan masalah hidup , masalah sakit dan penderitaan
yang tidak ada jawabannya, masalah pertanian yang tidak mendukung kesehatan
manusia, kekeringan, kelaparan, kemiskinan.
Cuplikan dari Buku Eksegese
Orang Jalanan karya Porat Antonius,
Minggu Biasa ke 18 Tahun Liturgi A
Buku Jilid 2, halaman 194 - 202
Comments
Post a Comment