Beriman itu membentuk satu continuum yang membentang dari dalam sampai keluar. Keluar supaya diketahui. Bukan untuk unjuk gigi. Iman perlu diekspresikan demi kepentingan sosial seperti menolong atau mengubah orang lain supaya beriman, misalnya. Dengan kata lain beriman harus nyata membuahkan kebaikan untuk diri sendiri dan terutama untuk orang lain.
Bacaan minggu ini menyampaikan pesan kepada orang beriman tentang manfaat beriman. Yang beriman memiliki modal untuk tidak binasa, ibarat pohon yang tumbuh diatas lahan yang subur. Beriman pada Kristus tidak cukup dengan mengatupkan mata dan mendaraskan doa. Beriman pada Kristus juga sebagai modal untuk merasakan hangatnya bersama Kristus dan giat bekerja dalam nama Kristus pula. Kehangatan bersama Kristus itu dapat berupa kehidupan yang terus-menerus bertumbuh dalam kebaikan dan bersama kebaikan. Kebaikan beriman yang bertunas dalam diri akan menjadi tempat berteduh bagi orang lain. Kehangatan yang ditunjukkan dan dirasakan orang lain seperti itu menjadi modal untuk mengubah orang lain dan mengalami kebaikan. Ibarat setiap benih selalu berpotensi menjadi pohon yang rindang dan menghasilkan buah yang berkualitas. Semakin banyak yang rindang semakin adem kehidupan di dunia ini bersama orang lain.
Berbicara merupakan salah satu bentuk menunjukkan iman yang subur ,yang di dalam. Berbicara atas nama iman menyebarkan kebajikan dan menumbuhkan benih kebajikan pada orang lain. Sebaliknya berbicara atas nama kebohongan menumbuhkan kebencian atau minimal kebosanan. Berbicara yang tegas itu lewat contoh hidup dalam kebajikan.
Beriman pada Kristus itu tidak cukup dengan sejumlah pengetahuan tentang Injil, tentang Kristus atau tentang Allah dan kemampuan pewartaan dengan berkata-kata. Beriman pada Kristus lebih utama dalam contoh hidup yang penuh kasih : damai, rajin, sabar, dan sebagainya. Hidup dalam kasih membuahkan kasih pada diri dan orang lain. Bila pengetahuan saja yang ada, maka apa bedanya dengan pengetahuan lain?
Yang terpenting dari bacaan minggu ini adalah pesan untuk mendahulukan yang tidak binasa dengan beriman teguh kepada Kristus yang bangkit - sebagai ladang yang subur tempat pohon kehidupan manusia bergantung. Dengan bergantung pada ladang subur, setiap manusia dan setiap orang beriman akan mempunyai kemampuan untuk bertumbuh subur dan menghasilkan buah kebajikan termasuk dapat berbicara tanpa kata kepada dunia. Tanpa harus berjuang dengan argumentasi logis, setiap orang beriman mampu membersihkan balok atau memanfaatkan balok itu sebagai jembatan untuk membersihkan selumbar di mata dunia atau membiarkan dunia datang mengalami sedapnya buah kasih dan segarnya udara kasih dari pohon kehidupan bersama orang beriman di ladang Allah.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi C, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment