Ilmu pengetahuan manusia
berkembang secara spektakuler, manusia bangga dengannya karena dengan jujur
harus diakui, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan itu banyak mengangkat derajat
hidup manusia menjadi jauh lebih baik dibandingkan dengan masa sebelum ilmu
pengetahuan berkembang seperti sekarang. Tetapi harus diakui pula bahwa
kemajuan itu belum mencapai titik kulminasi kebenaran seperti yang diimpikan. Sejarah
mencatat bahwa teori baru selalu muncul menggantikan atau melengkapi yang
dianggap luar biasa sebelumnya. Sebagai contoh, teori Newton dianggap sebagai
teori tertinggi pada zamannya. Dalam perkembangan sejarah, teori Newton
terbukti belum dapat digunakan untuk menjelaskan banyak fenomena fisika yang
lain. Kemudian muncul teori lain seperti teori termodinamika yang menjelaskan tentang
energi yang tidak dapat dijelaskan dalam teori Newton. Pada zaman ini, teori
genetika dianggap oleh yang mengetahuinya sebagai jawaban jitu untuk mengatasi masalah
kesehatan manusia. Belum terbukti manjur dalam mengatasi kesehatan, pandangan
lain muncul sebagai yang meragukannya.
Allah adalah sumber
kebijaksanaan, kekayaan dan pengetahuan. Kemampuan manusia terbatas untuk
mencapainya. Tetapi semua yang ada pada Allah itu tidak untuk kemegahan Allah
sendiri. Semuanya dialirkan dan digunakan untuk mengangkat derajat kehidupan
manusia. Itu hal pertama yang digambarkan pada bacaan pertama dan Injil. Yang
kedua, manusia akan beroleh semuanya dengan beriman pada Allah atau dengan
sungguh-sungguh mengikuti Yesus seperti yang digambarkan dalam Injil. Yang
tidak sungguh-sungguh menjadi murid Yesus, tidak mengenal Yesus , atau mengenal
Yesus dengan cara pandang yang keliru, tidak akan beroleh kebenaran,
kebijaksanaan dan kekuasaan dari Allah. Yang demikian mau tak mau mengandalkan
pengalaman sendiri yang tidak akan kokoh kuat, sekokoh dan sekuat batu karang
seperti Petrus.
Beriman tidak sama dengan
menguasai sejumlah pengetahuan tentang Allah, atau tentang kitab suci. Pengetahuan
manusia tentang Allah dan kitab suci sering berbaur dengan pengetahuan hasil
analisis manusia sendiri. Beriman itu adalah total mengandalkan Allah, dalam
arti mengandalkan Allah dalam memutuskan segala sesuatu yang diperlukan dalam
hidup. Pengalaman dan pengetahuan manusia berasal dari Allah, tetapi kecermatan
dan ketepatan penggunaannya ditentukan Allah supaya jangan keliru dan
benar-benar mengangkat derajat kehidupan manusia.
Dengan beriman total pada
Allah, maka kebenaran Allahi mengalir dan berhasil mengangkat derajat kehidupan
manusia. Beriman total itu juga setia
mengikuti Yesus, yang kehadirannya merupakan utusan Allah. Setia melakukan apa
yang diajarkannya setiap hari dalam setiap iota hidup, seperti misal tidak berdosa, mengasihi Allah,
diri sendiri dan sesama. Semuanya ini diwujudnyatakan dalam hidup.
Allah setiap waktu
mengalirkan kebenarannya untuk manusia. Yang diharapkan pada manusia adalah
terbuka terhadap suara Allah dengan tidak mengandalkan pengalamannya sendiri
dalam memahami dunia. Setialah kepadanya, nanti Allah sendiri yang menunjukkan
nya. Misalnya jangan makan kangkung,
atau marah-marah atau dendam, supaya bebas dari tekanan darah tinggi atau
diabetes. Berjuanglah hidup tanpa dosa, hidup dalam kasih. Setiap waktu akan
terjadi keajaiban dalam meningkatkan derajat hidupmu. Dengan semuanya itu,
engkau terdaftar sebagai orang yang mencapai kebenaran Allah dan beroleh
derajat kehidupan yang tinggi dalam Allah. Tidak perlu berpikir yang tinggi
tinggi, tetapi bertindaklah dalam hal kecil sebagai murid. Ketinggian yang
engkau pikirkan akan datang dari Allah sendiri ketika yang kecil sudah berhasil
dilakukan dengan sungguh hati.
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 21 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 222 - 229
_edian_
Comments
Post a Comment