Skip to main content

Siapakah yang Mencapai Kebenaran Allah - Eksegese Minggu ke 21 Tahun A

 

Ilmu pengetahuan manusia berkembang secara spektakuler, manusia bangga dengannya karena dengan jujur harus diakui, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan itu banyak mengangkat derajat hidup manusia menjadi jauh lebih baik dibandingkan dengan masa sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang. Tetapi harus diakui pula bahwa kemajuan itu belum mencapai titik kulminasi kebenaran seperti yang diimpikan. Sejarah mencatat bahwa teori baru selalu muncul menggantikan atau melengkapi yang dianggap luar biasa sebelumnya. Sebagai contoh, teori Newton dianggap sebagai teori tertinggi pada zamannya. Dalam perkembangan sejarah, teori Newton terbukti belum dapat digunakan untuk menjelaskan banyak fenomena fisika yang lain. Kemudian muncul teori lain seperti teori termodinamika yang menjelaskan tentang energi yang tidak dapat dijelaskan dalam teori Newton. Pada zaman ini, teori genetika dianggap oleh yang mengetahuinya sebagai jawaban jitu untuk mengatasi masalah kesehatan manusia. Belum terbukti manjur dalam mengatasi kesehatan, pandangan lain muncul sebagai yang meragukannya.

 Semua itu paling tidak sebagai gambaran nyata bahwa ilmu pengetahuan manusia, apalagi yang murni berdasarkan pengalaman, tetap tidak akan mencapai kebenaran tertinggi, apalagi sebagai sumber kekuasaan untuk mengangkat derajat hidup manusia atau untuk memecahkan masalah dunia. Kedudukan kebenarannya tidak kokoh, karena kebenaran itu tidak murni berasal dari Allah melainkan berbaur dengan pengalaman manusia sendiri bahkan lebih dominan berdasarkan pengalaman manusia. Bacaan minggu ini mengingatkan manusia bahwa kebenaran tertinggi itu hanya ada pada Allah. Manusia akan mendapatkannya hanya karena Allah memberikannya kepada manusia. Yang didapatkan dari Allah jauh lebih tinggi nilainya dan jauh lebih tinggi mengangkat derajat kebenaran manusia dan kekuasaan manusia.

 

Allah adalah sumber kebijaksanaan, kekayaan dan pengetahuan. Kemampuan manusia terbatas untuk mencapainya. Tetapi semua yang ada pada Allah itu tidak untuk kemegahan Allah sendiri. Semuanya dialirkan dan digunakan untuk mengangkat derajat kehidupan manusia. Itu hal pertama yang digambarkan pada bacaan pertama dan Injil. Yang kedua, manusia akan beroleh semuanya dengan beriman pada Allah atau dengan sungguh-sungguh mengikuti Yesus seperti yang digambarkan dalam Injil. Yang tidak sungguh-sungguh menjadi murid Yesus, tidak mengenal Yesus , atau mengenal Yesus dengan cara pandang yang keliru, tidak akan beroleh kebenaran, kebijaksanaan dan kekuasaan dari Allah. Yang demikian mau tak mau mengandalkan pengalaman sendiri yang tidak akan kokoh kuat, sekokoh dan sekuat batu karang seperti Petrus.

 

Beriman tidak sama dengan menguasai sejumlah pengetahuan tentang Allah, atau tentang kitab suci. Pengetahuan manusia tentang Allah dan kitab suci sering berbaur dengan pengetahuan hasil analisis manusia sendiri. Beriman itu adalah total mengandalkan Allah, dalam arti mengandalkan Allah dalam memutuskan segala sesuatu yang diperlukan dalam hidup. Pengalaman dan pengetahuan manusia berasal dari Allah, tetapi kecermatan dan ketepatan penggunaannya ditentukan Allah supaya jangan keliru dan benar-benar mengangkat derajat kehidupan manusia.

 

Dengan beriman total pada Allah, maka kebenaran Allahi mengalir dan berhasil mengangkat derajat kehidupan manusia. Beriman total itu juga  setia mengikuti Yesus, yang kehadirannya merupakan utusan Allah. Setia melakukan apa yang diajarkannya setiap hari dalam setiap iota hidup,  seperti misal tidak berdosa, mengasihi Allah, diri sendiri dan sesama. Semuanya ini diwujudnyatakan dalam hidup.

Allah setiap waktu mengalirkan kebenarannya untuk manusia. Yang diharapkan pada manusia adalah terbuka terhadap suara Allah dengan tidak mengandalkan pengalamannya sendiri dalam memahami dunia. Setialah kepadanya, nanti Allah sendiri yang menunjukkan nya. Misalnya jangan makan  kangkung, atau marah-marah atau dendam, supaya bebas dari tekanan darah tinggi atau diabetes. Berjuanglah hidup tanpa dosa, hidup dalam kasih. Setiap waktu akan terjadi keajaiban dalam meningkatkan derajat hidupmu. Dengan semuanya itu, engkau terdaftar sebagai orang yang mencapai kebenaran Allah dan beroleh derajat kehidupan yang tinggi dalam Allah. Tidak perlu berpikir yang tinggi tinggi, tetapi bertindaklah dalam hal kecil sebagai murid. Ketinggian yang engkau pikirkan akan datang dari Allah sendiri ketika yang kecil sudah berhasil dilakukan dengan sungguh hati.


 Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius, 


Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang JalananMinggu Biasa ke 21 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 222 - 229


_edian_

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...